Jakarta,REDAKSI17.COM – Skandal sekarang kembali menyeret perusahaan pembuat pesawat raksasa Amerika Serikat (AS) Boeing. Seorang mantan auditor pada perusahaan supplier untuk Boeing bernama Joshua Dean dilaporkan meninggal dunia secara mendadak.
Hal ini terjadi saat auditor hal hal itu sedang menjadi pengungkap fakta skandal keselamatan Boeing. Ini kedua kalinya whistleblower Boeing meninggal mendadak.
Mengutip Newsweek, kematian Dean diumumkan keluarga di dalam tempat media sosial pada hari Selasa lalu. Ibunya menulis pada area Facebook bahwa dia mengidap pneumonia pada bulan April kemudian menderita stroke setelah infeksi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
“Dean dalam keadaan sehat lalu terkenal miliki gaya hidup sehat, tetapi meninggal setelah tertular infeksi yang dimaksud mana tiba-tiba kemudian juga menyebar dengan cepat,” paparnya, dikutip Jumat (3/5/2024).
Dean merupakan auditor pengamat kualitas pada Spirit AeroSystems, yang mana dimaksud merupakan supplier bagi Boeing 737 MAX yang dimaksud dimaksud sempat mengalami kecelakaan mematikan sebanyak dua kali. Ia sempat menuduh Spirit AeroSystems mengabaikan cacat dalam produksi 737 MAX.
Dean awalnya dipekerjakan oleh Spirit antara Maret 2019 kemudian Mei 2020, ketika ia termasuk dalam antara banyak staf yang tersebut yang dipecat oleh perusahaan selama PHK massal. Dean kembali ke Spirit pada akhir Mei 2021 sebagai auditor kualitas inti verifikasi barang serta proses (PPV).
Pada bulan Oktober 2022, ia melaporkan kepada manajemen apa yang dimaksud digunakan dikatakan sebagai cacat produksi yang dimaksud digunakan serius, tetapi mengatakan bukan ada langkah yang digunakan dimaksud diambil. Berdasarkan gugatan tersebut, Spirit diduga “menyembunyikan” permasalahan yang digunakan digunakan dilaporkan Dean dari investor.
“Pelapor mengklaim bahwa perusahaan sudah memecatnya sebagai pembalasan oleh sebab itu menandai cacat di dalam area pabrik Wichita, dengan menggunakan pembenaran yang digunakan dimaksud salah sebagai dalih untuk mengkambinghitamkan kemudian membungkamnya”, demikian bunyi gugatan Dean.
Dean juga sudah pernah mengajukan keluhan terhadap Spirit ke Federal Aviation Administration (FAA) dengan menuduh perusahaan yang mana disebut melakukan pelanggaran kritis lalu berat pada lini produksi 737 dalam pabriknya. Investigasi menyimpulkan bahwa tuduhan Dean mempunyai substansi, namun tak memberikan rincian tambahan lanjut.
Tewasnya Dean sendiri terjadi saat Boeing diliputi isu keselamatan. Isu ini sudah terjadi menyelimuti hampir semua hasil terlaris Boeing, mulai dari 737 MAX, 787, lalu 777.
Januari lalu, sebuah pesawat bertipe Boeing 737 MAX 9 yang itu dimiliki Alaska Airlines meledak. Insiden itu menghasilkan badan pesawat robek di area area sisi kiri saat pesawat naik setelah lepas landas dari Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS) dalam perjalanan ke Ontario, California.
Alhasil, pilot terpaksa berbalik juga mendarat darurat, dengan seluruh 171 penumpang lalu enam awak dalam dalamnya selamat. Hal ini pun menimbulkan regulator penerbangan AS (FAA) sempat melarang pesawat Boeing 737 MAX 9 untuk terbang.
Dari lini pesawat berbadan lebar, sebuah insiden juga melanda Boeing 787-9 milik maskapai Chili, LATAM. Pesawat itu dilaporkan terjun bebas dalam penerbangan dari Sydney, Australia, menuju Auckland, Selandia Baru, Maret lalu. Insiden itu menyebabkan 50 penumpang mengalami luka-luka.
Belum jelas apa penyebab insiden tersebut. Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, LATAM menyalahkan cedera hal hal itu akibat “kejadian teknis selama penerbangan yang digunakan menyebabkan pergerakan kuat”.
Penumpang pesawat mengatakan bahwa armada itu dengan cepat kehilangan ketinggian. Kondisi ini kemudian melemparkan penumpang yang digunakan tidaklah ada terikat dengan sabuk pengaman ke langit-langit pesawat.
Selain 787, pada area bulan yang digunakan sama, sebuah ban jatuh dari Boeing 777-200 milik United Airlines setelah lepas landas di area area Bandara San Francisco. Pesawat itu sejatinya sedang dalam perjalanan menuju Osaka, Jepang, tetapi dialihkan ke Los Angeles lalu mendarat dengan selamat.
Insiden ini merusak beberapa mobil pada area tempat parkir karyawan yang tersebut dekat dengan bandara. Beberapa mobil rusak namun tiada ada ada laporan korban luka.
Sebelumnya, whistleblower lain, Josh Barnett, ditemukan tewas kurang dari 2 bulan lalu. Ia dilaporkan menembak dirinya sendiri.