GONDOKUSUMAN,REDAKSI17.COM- Pemerintah Kota Yogyakarta mendukung para desainer dengan memfasilitasi ruang untuk memamerkan karya di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Yogyakarta. Seperti pameran bertajuk Batik Tiga Negeri karya Afif Syakur pada 3-9 Desember 2025 di PDIN Yogyakarta. Pameran itu diharapkan bisa mengedukasi dan memotivasi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dan UMKM batik di Yogyakarta untuk berinovasi meningkatkan kualitas desain.
Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto Raharjo mengatakan pameran batik harus bisa membawa dampak khususnya UMKM maupun IKM batik Kota Yogyakarta untuk berinovasi dalam berkarya. Melalui pameran bisa melihat batik-batik yang berkualitas sehingga dapat mengedukasi bagi IKM-IKM batik Kota Yogyakarta.

“Apalagi ini Kota Yogyakarta sedang mendorong perajin-perajin batik untuk selalu berinovasi, berkreativitas dengan batik-batiknya. Sehingga ini saya harap ini membawa dampak positif bagi IKM-IKM batik. Memacu perajin-perajin untuk meningkatkan kualitas dari desainnya, ” kata Tri Karyadi ditemui saat pembukaan pameran Batik Tiga Negeri di PDIN Yogyakarta, Selasa (2/12/2025).
Dia menyatakan apalagi Kota Yogyakarta sedang mendoron perajin-perajin batik untuk selalu berinovasi dan kreatif dalam membuat karya. Menurutnya dalam berkarya juga harus memperhatikan segmen pasar. Tidak usah berbicara pasar global. Di Indonesia segmennya sudah luas sekali
“Dengan momentum pameran ini kita juga lebih mencintai batik,” ujarnya.

Batik Tiga Negeri secara tradisional, terkenal karena proses pewarnaannya yang dilakukan di tiga daerah berbeda, Lasem untuk warna merah, Pekalongan untuk warna biru, dan Yogyakarta/Solo untuk warna soga cokelat. Pameran Batik Tiga Negeri menampilkan batik karya dari desainer ternama dan seniman batik dari Yogyakarta, Afif Syakur. Pameran itu terbuka untuk masyarakat umum dan gratis.
Ada sekitar 25 lembar hasil karya Atif dengan konsep dan teknik pembatikan tiga negeri. Beberapa karya batik yang dipamerkan antara lain Batik Tiga Negeri Tempo Dulu, batik motif Keong Sari, motif Satria Wibawa. Dalam pembukaan pameran itu juga diluncurkan buku karya Afif Syakur berjudul Batikku Tiga Negeri.
“Harapannya karya saya bisa dinikmati semua kalangan dan menjadi pemacu bagi UKM dan perajin batik untuk membuat karya batik unggulan. Batik itu bukan masa lalu saja, tapi masa kini dan masa depan. Batik masa depan menurut saya tidak ada batasnya. Saya berharap memacu teman-teman menjadikan batik sebuah produk yang layak diangkat menjadi suatu karya seni,” terang Afif.
Afif mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan UKM Kota Yogyakarta yang memfasilitasi tempat secara gratis untuk pameran. Menurutnya Batik Tiga Negeri dahulu dinikmati baik dari kalangan atas maupun bawah seperti tani. Batik adalah suatu perjalanan panjang yang perlu kesabaran, dedikasi tinggi, dan dicintai.
Sementara itu Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X yang membuka pameran menyampaikan karya Afif Syakur bukan karya yang biasa, tapi merupakan hasil perenungan dan ekspresi visual seorang maestro. Hasil karya itu penting bagi khasanah warna Nusantara dan menjadi mercusuar dalam pelestarian dan pengembangan Batik Tiga Negeri.
“Melalui Batik Tiga Negeri, Mas Afif telah mengekspresikan diri secara jujur dan autentik, sehingga memunculkan ciri yang unik yang menjadi identitas baru bagi karyanya. Batik yang dibuat dengan kecintaan mendalam akan cenderung lebih dihargai sebagai karya seni dan estetika abadi, dan bukan sekadar produk yang habis pakai. Inilah warisan yang sesungguhnya,” pungkas (GKBRAy) Adipati Paku Alam X.



