Bantul,REDAKSI17.COM— Pemerintah Daerah (Pemda) DIY melalui Dinas Pariwisata DIY menggelar Soft Launching Glamour Camping (Glamping) Pinus Pengger di Jalan Dlingo–Patuk, Sendangsari, Terong, Dlingo, Bantul, Selasa (30/12). Hadirnya fasilitas glamping di kawasan Wana Wisata Budaya Mataram Mangunan, Dlingo, ini menjadi langkah penting dalam pengembangan wisata alam berbasis masyarakat (community-based tourism) yang kolaboratif dan berkelanjutan guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Pengembangan Glamping Pinus Pengger dilaksanakan dengan menggandeng masyarakat lokal sebagai pengelola serta melibatkan dukungan dunia usaha melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSL/CSR). Inisiatif ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas daya tarik wisata, memperkuat pemulihan ekonomi masyarakat, serta menghadirkan pengalaman wisata yang bertanggung jawab.
Hadir dalam kegiatan tahapan awal pengoperasian fasilitas glamping tersebut Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti beserta Asekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana, Asekda DIY Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Aria Nugrahadi, Asekda DIY Bidang Administrasi Umum, Srie Nurkyatsiwi, serta Kepala Biro Umum dan Protokol Setda DIY, Teguh Suhada. Turut hadir perwakilan PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Yogyakarta, Bank BPD DIY, BPPD, GIPI, PHRI, serta berbagai pemangku kepentingan pariwisata di DIY.
Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti menyampaikan apresiasi atas kolaborasi berbagai pihak dalam menghadirkan fasilitas glamping di kawasan Hutan Pinus Pengger. “Ini wujud kolaborasi pentahelix yang luar biasa. Selain lokasinya indah, ini menjadi bukti cita-cita yang sudah muncul sejak lama akhirnya dapat diwujudkan. Terima kasih kepada Angkasa Pura, masyarakat, dan seluruh pihak yang telah berkontribusi,” ujarnya.
Ni Made menjelaskan terdapat 10 unit glamour camp yang akan hadir nantinya. Keberagaman pilihan akomodasi, menurutnya, akan menjadi nilai tambah bagi wisatawan. “Berdiri saja di Hutan Pinus Pengger sudah luar biasa, apalagi dengan adanya glamping. Ini menjadi alternatif berbeda sehingga kita tidak harus berkompetisi, melainkan menghadirkan pengalaman unik agar wisatawan dapat memilih,” katanya.
Sekda DIY juga menekankan pentingnya promosi sejak tahap soft launching serta memastikan keberlanjutan pengelolaan dan kesiapan SDM sebelum glamping resmi beroperasi pada pertengahan tahun depan. “Inovasi dan kolaborasi ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain bahwa kerja bersama dapat mewujudkan banyak hal. Ke depan, yang paling penting adalah perencanaan berkelanjutan dan kesiapan SDM,” imbuh Ni Made.
Branch Communication and CSR Department Head Bandara Internasional Yogyakarta, Anita Herawati, menyatakan dukungan CSR Angkasa Pura I berkomitmen memperkuat pariwisata berkelanjutan di DIY. Menurutnya, kawasan Gunung Pengger dapat menjadi contoh pengembangan wisata yang inklusif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
“Tahun 2025 kami menyalurkan bantuan TJSL untuk pembangunan empat unit glamping dan peningkatan fasilitas wisata berbasis alam dan kearifan lokal. Kami meyakini glamping ini akan meningkatkan daya saing destinasi, memperpanjang lama tinggal wisatawan, dan mendorong ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, mengungkapkan terjadinya lonjakan kunjungan wisatawan selama periode Nata 2025l dan Tahun Baru 2026. Berdasarkan data PHRI, okupansi hotel di Kota Yogyakarta dan Sleman mencapai 80–85 persen, sementara di kabupaten lainnya berkisar pada angka 80 persen.
“Dengan kondisi tersebut, kita harus mampu mendistribusikan wisatawan ke wilayah lain. Pinus Pengger diharapkan menjadi pilihan baru untuk menginap ketika glamping ini mulai beroperasi pertengahan tahun nanti,” jelas Imam.
Imam juga menekankan pentingnya kesiapan SDM pengelola agar wisatawan mendapatkan pengalaman berkualitas. Dengan demikian maka wisatawan akan berkunjung kembali. “Ini sangat membantu upaya penguatan quality tourism di DIY. Kawasan Hutan Pinus harus mampu menjadi kawasan eksklusif dengan pengalaman berbeda bagi pengunjung,” tegasnya.
Ketua Koperasi Notowono selaku pengelola Pinus Pengger, Purwo Harsono, mengatakan kehadiran glamping menjadi momentum kebangkitan ekonomi masyarakat. “Setelah melalui masa yang sangat sulit pandemi, dukungan dari Pemda dan berbagai pihak sangat berarti. Ada 10 unit glamour camp yang kami siapkan dengan segmen pasar beragam. Harapannya dapat memberdayakan masyarakat dan memberi berkah bersama,” terangnya.
Sementara itu, Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra Dwi Utomo, menilai kehadiran glamping akan memperkaya pilihan akomodasi di DIY, khususnya Bantul. Ia berpesan pentingnya pengelola bekerja dengan baik dan memberikan pengalaman wisata yang berkesan bagi pengunjung yang datang ke daerah Dlingo.
“Bantul belum banyak memiliki akomodasi berkapasitas besar sehingga kehadiran glamping ini menjadi penyemarak sekaligus langkah awal memperkuat pariwisata berkelanjutan. Pengalaman wisata yang berkesan adalah kunci. Kami berharap glamour camp ini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pariwisata berkelanjutan dan perekonomian wilayah,” pungkasnya.
Humas Pemda DIY




