Home / Daerah / GNPIP Upaya Pengendalian Inflasi Pangan DIY

GNPIP Upaya Pengendalian Inflasi Pangan DIY

Yogyakarta (21/02/2025) REDAKSI17.COM – DIY lakukan berbagai upaya demi menjaga stabilitas dan pengendalian inflasi pangan dan terus menjadi prioritas bersama. Berbagai inovasi telah dilakukan Pemda DIY seperti koordinasi yang lebih baik dengan pemerintah pusat.
Inflasi pangan bukan hanya soal angka, tetapi menyangkut kesejahteraan masyarakat yang akan berdampak pada seluruh lapisan masyarakat. Tercatat inflasi DIY 2024 lebih rendah dibanding inflasi nasional. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono dalam pembukaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Jawa 2025 di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Jumat (21/02).
“Berdasarkan data BPS, inflasi DIY pada tahun 2024 tercatat sebesar 1,28% (year on year) lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 1,57% (year on year). Tren positif ini berlanjut pada Januari 2025 dengan inflasi sebesar 0,35% (month to month) dan inflasi tahunan sebesar 0,95% (year on year),” papar Beny.
Dalam upaya menjaga dan menurunkan inflasi, salah satu tantangan utama yang dihadapi DIY adalah berkurangnya lahan pertanian. Menyikapi hal itu, DIY telah menjalankan empat program untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Berbagai program telah dijalankan, salah satunya Program MRANTASI (Masyarakat Lan Pemerintah Tanggap Inflasi). Program ini memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha dan masyarakat dalam pengendalian inflasi,” ujar Beny.
Beny juga menjelaskan guna memperkuat ketahanan pangan berbasis kemandirian dan mendorong pemanfaatan tanah kas desa, DIY juga mengembangkan Program Lumbung Mataram. Program tersebut telah mengoptimalkan lahan yang kurang produktif, meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan komunitas.
Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti digital farming semakin diperkuat agar hasil pertanian tetap maksimal di tengah keterbatasan lahan. Di sisi lain, Kerjasama Antar Daerah (KAD) juga terus dioptimalkan dengan memastikan distribusi pangan berjalan lancar dan operasi pasar tetap terjadi guna melindungi daya beli masyarakat, harapannya kegiatan GNPIP bukan hanya seremonial tahunan tetapi harus terus didorong kebermanfaatannya.
“Saya berharap, forum ini melahirkan solusi konkret, kebijakan yang adaptif, serta sinergi yang semakin kuat antar daerah. Dengan kerja sama yang solid, inovasi yang berkelanjutan, serta komitmen bersama, saya yakin kita dapat menghadapi dinamika ekonomi ke depan dengan lebih baik,” tutup Beny.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono turut menyampaikan di Januari 2025 inflasi Indonesia mengalami penurunan 2,3 persen. Penurunan tersebut menggambarkan bahwa daya beli masyarakat tidak terlalu buruk dan masih aman.
“Tapi yang lebih terima kasih sekali, tahun ini kenaikannya kurang dari 3 persen, jauh lebih rendah dari tahun lalu yang tentunya lebih dari 3 persen. Nah hal ini yang tidak boleh kendor, bahwa keberhasilan 3 tahun lalu tetap menjadi peringatan kita,” ungkap Doni.
Doni berharap di tahun ini ada tiga program yang menjadi fokus utama. Program tersebut antara lain adanya penguatan distribusi, memfasilitasi sebagai objek dinas dan yang terakhir untuk mendukung program Makan Bergisi Gratis(MBG).
“Jadi inilah beberapa yang kita harapkan, untuk tahun ini nanti bisa didiskusikan lebih lanjut lagi. Terdapat pula tiga masalah, antara lain curah hujannya masih tinggi, disparitas sayuran per wilayah, pengelolaan paska panen yang masih buruk,” jelas Doni.
Turut hadir pada acara ini, jajaran Deputi Bank Indonesia, Forkopimda DIY, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY serta perwakilan  Kepala Daerah Kabupaten/Kota se-DIY .
HUMAS PEMDA DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *