Jakarta,REDAKSI17.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan menambah kuota impor beras tahun ini sebanyak 1,5 jt ton. Yang akan digunakan untuk mengisi cadangan beras pemerintah (CBP).
Jika penambahan kuota impor ini direalisasikan mengonfirmasi importasi beras pada zaman Presiden Jokowi cetak rekor baru.
Sebab, untuk tahun ini, pemerintah sebenarnya sudah terjadi menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 jt ton untuk mengisi CBP.
Sehingga, jika ditambah 1,5 jt ton, impor beras tahun ini akan mencapai 3,5 jt ton.
Rekor baru impor beras Indonesia.
Di mana, rekor impor beras Indonesia yang mana hal itu tertinggi selama tambahan besar dari 2 dekade terjadi pada area era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mana memerintah selama tahun 2004-2014.
Kala itu, rekor impor beras mencapai 2.750.476,2 ton. Angka ini tercatat terjadi dalam tempat tahun 2011.
Tahun berikutnya, pemerintahan SBY mengimpor lagi beras dalam total besar, mencapai 1.810.371,3 ton.
Lalu apa alasan Presiden Jokowi mengizinkan impor beras besar-besaran tahun ini?
Ternyata, kekeringan ekstrem yang mana digunakan dipicu fenomena El Nino jadi salah satu pertimbangan pemerintah menambah kuota impor beras tahun ini. Menurut Jokowi, produksi beras nasional akan berkurang akibat El Nino. Di mana, BMKG sudah memprediksi, El Nino masih akan berlangsung sampai tahun 2024 nanti.
Karena itu, kata Jokowi, dibutuhkan penambahan stok cadangan beras nasional hingga 1,5 jt ton sampai akhir tahun 2023. Dari posisi stok beras nasional dalam Perum Bulog saat ini sekitar 1,7 jt ton.
Hal itu disampaikan saat mengikuti panen raya padi dalam Desa Ciasem Girang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, pada Minggu pagi, 8 Oktober 2023.
“Tapi memang masih kurang sehingga dari stok yang mana ada pada dalam Bulog saat ini 1,7 jt ton masih menambah lagi, sampai akhir tahun kira-kira 1,5 jt ton,” kata Jokowi dalam keterangan, dikutip dari situs resmi Sekretariat Negara, Selasa (10/10/2023).
Usai rapat di dalam tempat Istana Kepresidenan, Senin (9/10/2023), Plt Mentan Arief Prasetyo Adi mengatakan, keputusan pemerintah menambah kuota impor dikarenakan penugasan sebanyak 2 jt ton tahun ini dianggap belum cukup sehingga harus ditambah.
Hanya saja, Arief memberi sinyal, importasi tambahan 1,5 jt ton itu akan sulit direalisasikan sepenuhnya hingga akhir tahun 2023.
“Tahun 2023 itu penugasan 2 jt ton, kemudian ditambah lagi 1,5 jt ton. Tapi, kemungkinan dari kuota 1,5 jt ton itu, mampu masuk 600.000 ton sampai dengan 31 Desember 2023,” katanya.
“Betul, (impor) cuma sekadar untuk cadangan pemerintah yang dimaksud mana digunakan untuk intervensi seperti bantuan pangan dan juga juga SPHP (Stabilisasi Pasokan dan juga juga Harga Pangan,” jelas Arief.
Mengutip paparan Kepala Divisi Perencanaan Operasional serta Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin (9/10/2023), realisasi impor beras tahun ini hingga 29 September 2023 sudah mencapai 1,638 jt ton. Sebagai bagian dari total kuota 2 jt ton impor yang digunakan ditugaskan
Di mana, sebanyak 1.132.696 ton sudah lama realisasi bongkar di area tempat dalam negeri, sebanyak 34.350 ton sedang bongkar, kemudian 471.826 ton sedang dalam perjalanan menuju Indonesia.
Sementara, realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog per 2 Oktober 2023 adalah sebanyak 859.378 ton.
![]() Rilis BPS 2 Oktober 2023. (Dok. BPS) |
Net Importer
Sebelumnya, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti saat saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi tahun 2023, Senin (11/9/2023) mengatakan, Indonesia adalah negara importer atau pengimpor bersih beras.
Artinya, mengutip definisi dalam tempat laman investopedia, net importer adalah negara yang mana dimaksud membeli tambahan banyak barang dari negara lain dalam perdagangan global, dibandingkan menjualnya ke negara yang dimaksud disebut dalam periode waktu tertentu.
BPS mencatat, ketergantungan Indonesia akan beras impor berpotensi semakin meningkat.
Berikut data impor beras era pemerintahan Presiden Jokowi sejak periode pertama (tahun 2014) mengutip BPS:
2014: 844.163,7 ton
2015: 861.601,0 ton
2016: 1.283.178,5 ton
2017: 305.274,8 ton
2018: 2.253.824,4 ton
2019: 444.508,8 ton
2020: 356.286,2 ton
2021: 407.741,4 ton
2022: 429.207,3 ton
2023: 1,592 jt ton (Januari-Agustus).
Jika sesuai rencana Plt. Mentan tersebut, di dalam dalam mana tambahan impor tahun ini ditargetkan terealisasi 600.000 ton, artinya total impor beras tahun ini adalah 2,6 jt ton.
Namun, sebagai informasi, volume hal itu adalah impor beras yang dimaksud dijalani Bulog. Artinya, bukan menghitung impor beras khusus lalu beras lainnya.