Jakarta,REDAKSI17.COM -Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-61 Partai Golkar, DPP Partai Golkar menggelar pagelaran wayang kulit di halaman Kantor DPP Golkar, Jakarta, pada Jumat, 14 November 2025. Kegiatan budaya ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan HUT Golkar yang mengedepankan pelestarian tradisi serta nilai-nilai kearifan lokal yang sejalan dengan jati diri Partai Golkar.
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, turut hadir dan memberikan sambutan di sela-sela pagelaran wayang kulit tersebut. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa wayang bukan sekadar hiburan, melainkan karya seni yang sarat nilai kebijaksanaan dan filosofi kehidupan.
“Wayang memiliki kehalusan seni yang luar biasa. Saya yang berasal dari Papua awalnya tidak memahami wayang secara kaffah, tetapi setelah mempelajari dan melihat langsung prosesnya, apalagi istri saya orang Jawa, saya baru benar-benar mengerti bahwa wayang tidak hanya seni gerak. Ada seni pahat, seni suara, seni tutur, dan seni olah mengolah,” ujarnya.
Bahlil juga mengingatkan kembali sejarah keterikatan Golkar dengan budaya wayang, khususnya di masa kepemimpinan Presiden Soeharto. “Di masa keemasan Golkar selama 32 tahun di bawah kepemimpinan Pak Harto, wayang menjadi instrumen komunikasi strategis antara pemerintah, partai, dan masyarakat. Banyak program pembangunan, seperti program KB, disosialisasikan melalui pertunjukan wayang karena lebih mudah diterima rakyat,” jelasnya.
Ia menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya pagelaran budaya tersebut di rumah besar perjuangan Partai Golkar. Menurutnya, pelestarian seni tradisi seperti wayang merupakan wujud komitmen Golkar dalam menjaga warisan budaya bangsa sekaligus memperkuat kedekatan dengan masyarakat.
Pagelaran wayang kali ini menghadirkan dalang dan seniman-seniman terbaik, serta disambut antusias oleh kader dan masyarakat yang memadati area kantor pusat Golkar. Perayaan HUT ke-61 ini diharapkan menjadi momentum refleksi dan penguatan nilai-nilai kebudayaan dalam perjalanan panjang Partai Golkar sebagai partai karya-kekaryaan.
