Jakarta,REDAKSI17.COM – Rakyat punya kedaulatan atas negara dan kekuasaan, lewat Pemilihan langsung di TPS mereka memberikan Suaranya untuk memilih Wakil Rakyat yang hari ini kita sebut Dewan Perwakilan Rakyat, Gubernur, Bupati, Walikota Hingga Presiden.
Suara Rakyat adalah Mandat tertinggi direpublik ini, ironi ketika perhelatan lima tahunan dijadikan ajang transaksional politik & Suara diperjualbelikan.
kedaulatan dan kekuasaan, Rakyat diatas segalanya. harus tau, paham, dan mengerti apa itu Suara Rakyat? Bukan sesuatu yang bisa dirupiahkan dan diperjual belikan.
Suara Rakyat lahir dari TPS lewat Pemilu dan Rakyat sadar memilih mereka, tapi Rakyat tidak mau tau mengapa memilih mereka?hanya karena uang atau hadiah, Rakyat rela memberikan suara lewat coblosan di Bilik TPS.
Kesejahteraan & Keadilan yang bermartabat dan Iknlusif hanya menjadi slogan basi yang tidak menjadi penting dalam Pemilu.
_”Calon Wakil Rakyat kedepan bukan Hanya Populis dan keterkenalannya, tetapi Adab, Etika, serta Pemahamannya sebagai Wakil Rakyat yang bermanfaat, jika belum bisa bermanfaat minimal bisa menjadi Penenang dan Penyejuk Hati Rakyat lewat Lisan dan tutut kata.”_
TPS seyogyanya adalah tempat suci untuk Rakyat menitipkan Do’a, mimpi, harapan, dan cita untuk bangsa dan Negara.
Jika TPS itu tempat Suci, kenapa lahir para wakil rakyat yang tak punya empaty, Nurani, dan berjiwa Sombong dan Angkuh?
Rakyat harus pandai melihat, mengetahui, memahami, dan mengerti siapa yang kelak akan dipilih di Bilik TPS sebagai wakilnya di Legislatif dan Eksekutif.
Apa yang dipertontonkan hari ini adalah akumulasi kekecewaan terhadap wakilnya yang tak Peka sehingga menyakiti Nurani Rakyat.