JETIS,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi masyarakat yang melakukan  kegiatan bersih-bersih di kawasan bantaran sungai. Seperti kegiatan gotong royong masyarakat lintas agama bertajuk Reresik Bantaran Kali Code implementasi kerukunan umat beragama tahun 2025 yang diadakan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta, Selasa (26/8/2025). Kegiatan itu sejalan dengan gerakan bersih sungai yang digencarkan Pemkot Yogyakarta.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Kemenag Kota Yogyakarta yang mengadakan kegiatan bersih bantaran sungai dengan gotong royong lintas agama. Kegiatan itu menjadi simbol kerukunan umat lintas agama yang luar biasa.

“Hari ini ada kerukunan antar umat beragama yang kemudian kita bersatu dalam rangka bersih-bersih sungai. Saya kira ini bagus sekali,” kata Hasto ditemui saat reresik bantaran Kali Code Kemenag Kota Yogyakarta.

WalI Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyerahkan benih ikan kepada Ketua Pemerti Code Totok Pratopo saat kegiatan bersih sungai yang diadakan Kemenag Kota Yogyakarta.

Menurutnya banyak manfaat dari kegiatan bersih-bersih sungai. Air sungai yang dijaga akhirnya meresap ke tanah dan menjadi sumber kehidupan masyarakat Kota Yogyakarta. Apalagi masyarakat Kota Yogyakarta masih banyak yang gunakan air tanah yang sumbernya juga dari air resapan sungai.

Hasto mengakui masyarakat Indonesia dan Yogyakarta memiliki agama yang berbeda-beda. Namun tetap memiliki banyak persamaan. “Hari ini kita mengangkat suatu persamaaan, kepentingan yang sama musuh yang sama yaitu sampah dan juga sungai yang kotor. Oleh karena itu kita gotong royong hari ini,” paparnya.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Kepala Kemenag Kota Yogyakarta Ahmad Shidqi dan jajarannya saat melepas benih ikan di Sungai Code di wilayah Jetisharjo.

Hasto menyatakan selain kebersihan, kehidupan di sungai juga dilestarikan. Dalam kegiatan itu juga dilakukan pelepasan ikan dan pembagian bibit tanaman. Termasuk melibatkan mahasiswa sehingga ada praktik pentahelix dalam kegiatan itu.

Sementara itu Kepala Kementerian Agama Kota Yogyakarta mengatakan Ahmad Shidqi mengatakan kegiatan bersih-bersih itu tidak terlepas dari program Asta Cita Kementerian Agama yaitu Ekoteologi implementasi antara hubungan agama dengan lingkungan. Pihaknya menegaskan semua agama mengajarkan pada umatnya untuk melestarikan lingkungan, sehingga lingkungan adalah tanggung jawab semua umat manusia. Kegiatan bersih bantaran Sungai Code itu juga dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI yang ke-80.

“Ini semua tanggung jawab kita semua sebagai anak bangsa dan sebagai umat yang beragama. Ini juga sebagai wujud implementasi dalam beragama, khususnya di dalam melestarikan lingkungan hidup yang ada di sekitar kita. Lebih lagi sungai karena sungai adalah bagian dari kehidupan manusia,” terang Shidqi.

Dia menyebut kegiatan bersih- bersih  bantaran Sungai Code itu diikuti sekitar 160 orang. Peserta dari perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama dan  tokoh-tokoh agama dan 6 agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu semua ikut berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih. Termasuk komunitas sungai, didukung ulu-ulu sungai dan petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta.

Sedangkan Ketua Pemerti Code, Totok Pratopo menyampaikan sejak pandemi Covid-19 dan kebijakan efisiensi pemerintah pusat, keberpihakan anggaran untuk sungai berkurang. Namun dia menilai Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo memiliki gebrakan yang bagus dengan pendekatan ke pemerintah pusat melakukan normalisasi Sungai Code. Menurutnya sejak desentralisasi pengolahan sampah, sungai  menjadi korban yang paling berat karena masih banyak orang membuang sampah di sungai

“Bersama-sama Kemenag, Pemkot (Yogya) semua pihak dan komunitas sungai bareng-bareng digalakkan lagi (bersih sungai). Saya kira ini bagus. Kami menyadari keterbatasan pemerintah dalam hal budgeting (anggaran)  sehingga kami menggalakan pariwisata dengan edutourism sekolah sungai yang berbayar supaya kami masih bisa bergerak untuk mengajak masyarakat bersih sungai, menanam dan membagikan bibit dan lainnya,” pungkas Totok.