Sleman (17/05/2025) REDAKSI17.COM – Batik, warisan budaya Indonesia yang adiluhung, bukan hanya karena keindahan motifnya, tapi juga karena filosofi luhur di dalamnya. Setiap pola batik membawa cerita tentang nilai-nilai kehidupan, kearifan lokal, dan jati diri bangsa.
Penggiat batik sekaligus istri Wagub DIY, GKBRAA Paku Alam mengatakan hal demikian pada perayaan Hari Ulang Tahun ke 26 Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad pada Sabtu (17/05) di Pendhapa Royal Ambarukkmo Hotel, Sleman. Acara ini digelar atas kolaborari antara Dinas Pariwisata DIY, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Balai Besar Kerajinan Batik, serta para pecinta batik tanah air.
Gusti Putri menyebut, Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia menjadi simbol kebanggaan sekaligus pusat pelestarian budaya yang harus terus dijaga dan diwariskan ke generasi mendatang. “Melestarikan batik adalah tanggung jawab bersama agar warisan ini tetap hidup dan dikenal dunia,” tutur Gusti Putri.
Sekretaris Umum PBBI Sekar Jagad, Susilowati, pada kesempatan tersebut mengatakan, komunitas kecil ini sekarang sudah beranggotakan 1.150 orang pecinta batik. Saat ini anggota PPBI Sekar Jagad lebih dari 90% adalah mereka yang berusia 35 tahun ke atas.
“Ini tentu menjadi kebanggaan bagi kami, bahwa dari komunitas kecil, PPBI Sekar Jagad mampu tumbuh dan membawa batik ke panggung nasional dan internasional lewat berbagai program pameran, pelatihan, dan edukasi. Komitmen kami tetap sama, menjaga dan merajut indahnya batik Nusantara agar terus hidup dan dicintai lintas generasi,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua II PBBI Sekar Jagad, Afif Syakur menyoroti bahwa meski antusiasme pecinta batik masih tinggi di kalangan dewasa. Tantangan terbesar ke depan adalah memastikan generasi muda tetap mencintai dan melestarikan batik. Banyak upaya yang ditempuh untuk menjawab tantangan tersebut diantara melalui pelatihan, kolaborasi kreatif, dan promosi di media sosial.
Bagi Afif, penting untuk membentuk generasi muda yang bisa melihat batik bukan sekadar kain tradisional, tapi sebagai identitas kebanggaan yang relevan di era modern. “Kami terus berupaya agar batik tidak hanya dianggap sebagai budaya lawas, tetapi bisa diterima sebagai bagian dari gaya hidup anak muda,” kata Afif.
Acara ini juga dimeriahkan oleh pertunjukkan tarian tradisional dan pertunjukkan lawak. Melalui peringatan HUT ke-26 ini, PPBI Sekar Jagad menegaskan komitmennya untuk terus berkarya, merajut indahnya batik Nusantara, dan menjaga warisan budaya bangsa agar tetap hidup dan mendunia. Pada acara ini pula, Gusti Putri memberikan penghargaan kepada 11 institusi sebagai bentuk terima kasih atas kerja sama nya dalam pelaksanaan acara HUT ke-26 Sekar Jagad.
Humas Pemda DIY