Jakarta,REDAKSI17.COM – Hamas menyatakan bahwa Rusia adalah “teman terdekat kami”. Hal ini disampaikan juru bicara kelompok hal itu jelang rencana operasi darat Israel juga rencana pemulangan sandera yang digunakan hal tersebut sudah pernah ditahan pada Jalur Gaza selama tiga minggu terakhir.
Anggota senior Hamas Mousa Abu Marzouk mengatakan kelompoknya sudah menerima daftar dua warga negara Rusia yang mana mana mungkin disandera dalam Gaza. Ia menyebut Hamas saat ini sedang berusaha menemukan delapan sandera Rusia kemudian bersiap untuk membebaskan mereka.
“Dari pihak Rusia, melalui Kementerian Luar Negeri, kami menerima daftar warga negara yang tersebut itu mempunyai kewarganegaraan ganda,” kata Marzouk kepada kantor berita RIA Novosti, seperti dikutip dari Newsweek, Senin (30/10/2023).
“Kami sangat memperhatikan daftar ini juga akan memprosesnya dengan hati-hati, oleh sebab itu kami memandang Rusia sebagai teman terdekat kami,” ujarnya.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov kepada kantor berita TASS pada Minggu mengatakan dalam pertemuan dalam dalam Moskow akhir pekan lalu, perwakilan Hamas berjanji “untuk merespons, membantu, menemukan dia lalu mengambil semua tindakan untuk membebaskan orang-orang Rusia.”
“Kontak lalu tindakan Rusia di tempat area Timur Tengah lalu organisasi internasional difokuskan terutama pada pembebasan segera sandera yang tersebut dimaksud ditahan dalam area Jalur Gaza, serta penyelesaian kesulitan terkait dengan melakukan konfirmasi evakuasi warga Rusia kemudian warga asing lainnya dari wilayahnya,” ujar pernyataan Kedutaan Besar Rusia pada area Israel pada Jumat.
Lebih dari tiga minggu setelah kelompok Hamas melancarkan serangkaian serangan terkoordinasi terhadap Israel, sekitar 200 lebih besar banyak sandera yang digunakan dimaksud dibawa ke Gaza yang dimaksud dimaksud dikuasai Hamas belum dibebaskan.
Empat sandera yang digunakan mana ditahan oleh Hamas sudah lama dibebaskan, termasuk Yocheved Lifshitz yang dimaksud digunakan berusia 85 tahun, juga merekan yang mana mana tersisa dalam wilayah yang dimaksud disebut diperkirakan berjumlah 229 atau 230 orang. Hamas mengatakan hingga 50 sandera Israel sudah pernah tewas dalam serangan udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di dalam area Gaza.
Israel sudah pernah melancarkan serangkaian serangan darat pada Gaza utara, juga IDF mengatakan pada bahwa pasukannya memperluas operasinya bersamaan dengan serangan udara yang tersebut berkelanjutan.
Lebih dari 1.400 orang tewas dalam tempat Israel selama serangan mendadak pada 7 Oktober, menurut The Associated Press, mengutip pemerintah Israel. Otoritas kesehatan yang tersebut digunakan dikuasai Hamas di tempat dalam Gaza mengatakan jumlah total total korban tewas di area area antara 2,3 jt penduduk Jalur Gaza pada saat ini sudah pernah melampaui 8.000 orang.