Jakarta,REDAKSI17.COM – Serangan kelompok milisi Palestina, Hamas, ke Israel Sabtu pekan lalu mencengangkan banyak pihak. Pasalnya, kemampuan intelijen lalu pertahanan Israel dianggap sebagai yang dimaksud mana paling mumpuni pada dalam dunia.
Diluncurkan tak lama setelah fajar menyingsing pada Sabtu, serangan Hamas terhadap tetangganya itu terjadi secara mendadak kemudian mematikan. Seluruh rangkaian juga terekam dalam video yang tersebut mana direkam oleh kelompok itu serta diunggah online.
Video yang digunakan hal tersebut diunggah ke situs media sosial Hamas menunjukkan para militan bergerak cepat untuk menyerang kendaraan Israel yang dimaksud digunakan mungkin menghalangi mereka. Ini termasuk melumpuhkan sebuah tank yang mana terkena amunisi yang tersebut dimaksud dijatuhkan dari pesawat tak berawak pada dalam dekat pagar perbatasan.
Dengan menggunakan sepeda motor, mobil, kemudian juga berjalan kaki, dengan membawa senjata, gelombang pertama yang mana terdiri dari 400 anggota Hamas menyerbu melintasi perbatasan ke Israel di tempat dalam 15 titik di area tempat mana mereka sudah melanggar penghalang keamanan.
Dalam waktu beberapa jam, sistem tembok kemudian juga pagar canggih Israel pun sudah pernah lama berhasil ditembus oleh kelompok itu.
Ketika menit-menit berlalu, makin banyak gelombang militan Hamas yang digunakan itu bergerak dengan buldoser untuk memperlebar jarak bagi kendaraan yang digunakan mana tambahan lanjut besar termasuk kendaraan roda empat, truk pickup lalu sepeda motor untuk melintas. Kloter ini pun mulai menyerang 22 lokasi terpisah dalam Israel.
Dengan keberhasilan ini, Hamas diduga sudah dijalankan menghabiskan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, untuk mengumpulkan informasi intelijen mengenai operasi Israel dalam sepanjang perbatasan. Mereka juga sudah lama mengidentifikasi kerentanan pada pagar, tak ada terkecuali gerbang di dalam tempat sepanjang perbatasan serta pola patroli Israel.
 Foto: REUTERS/RONEN ZVULUNIsraeli soldiers inspect burnt cars that are abandoned in a carpark near where a festival was held before an attack by Hamas gunmen from Gaza that left at least 260 people dead, by Israel’s border with Gaza in southern Israel, October 10, 2023. REUTERS/Ronen Zvulun |
“Hamas memberi kesan kepada Israel bahwa merekan belum siap berperang,” kata sumber keamanan kepada Reuters serta diwartakan The Guardian, Selasa lalu seperti ditulis Minggu (15/10/2023).
“Hamas menggunakan taktik intelijen yang yang disebut belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyesatkan Israel selama beberapa bulan terakhir, dengan memberikan kesan rakyat bahwa merekan tidaklah bersedia berperang atau berkonfrontasi dengan Israel sambil mempersiapkan operasi besar-besaran ini.”
Seorang perwira cadangan Israel lainnya mengatakan ada kegagalan sistem kemudian konseptual mengenai Hamas yang dimaksud itu lebih lanjut banyak dari sekadar pengumpulan intelijen. Menurutnya, Israel terlalu bergantung pada teknologi.
“Kami meyakinkan diri kami sendiri bahwa Hamas merasa gentar kemudian juga ketakutan, lalu bahwa kami akan selalu mendapat peringatan intelijen pada waktunya. Kami pikir kami tahu bagaimana menganalisis niat serta pemikiran mereka. Menyadarinya akan sulit,” paparnya.
Skala serangan tersebut, yang mana dimulai dengan rentetan 2.500 roket serta melibatkan upaya pendaratan kapal kemudian paralayang pada utara Gaza, pemakaian drone, serta penerobosan dalam sepanjang tembok, menunjukkan bahwa serangan hal yang dirancang untuk mengecoh.
Setelah penerobosan tersebut, kelompok besar pejuang Hamas dengan cepat bergerak ke beberapa pangkalan militer dalam dalam sisi berjauhan perbatasan. Mereka juga tampaknya menyadari lokasi, tata letak, kemudian rute pendekatan terbaik dia untuk menghindari deteksi.
Ukuran keberhasilan ini disampaikan kepada berita Channel 13 Israel dalam bocoran kutipan interogasi terhadap orang militan Hamas yang dimaksud yang bergabung serta dalam penyerangan tersebut.
“Itu 5 jam sebelum dia menembaki kami,” katanya. “Kami siap dengan 1.000 pejuang, kami menerobos pagar pada tempat 15 tempat,” imbuhnya.
Di antara pasukan Israel yang tersebut digunakan bergegas ke lokasi pertempuran adalah pasukan khusus dari Unit Shaldag, yang tersebut digunakan komandannya sudah diberitahu mengenai serangan pertama terhadap penduduk di area dalam sepanjang perbatasan lalu bergegas menuju lokasi pertempuran dengan transportasi apa pun yang tersebut dimaksud tersedia.
Dalam salah satu wawancara pertama dengan seseorang komandan unit militer Israel, orang kolonel pasukan khusus yang mana hal itu diidentifikasi sebagai B menggambarkan dirinya diberitahu tentang serangan Hamas dalam waktu setengah jam, juga tiba di dalam dalam kibbutz Be’eri, yang mana digunakan menjadi lokasi serbuan kelompok Palestina itu.
