Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga emas mengalami penguatan tipis, setelah sebelumnya mengalami penurunan akibat kenaikan imbal hasil Treasury AS yang digunakan hal tersebut dipandang penanam modal miliki imbal hasil lebih lanjut besar pasti.
Berdasarkan data Refinitiv, tarif jual emas pada pukul 06.22 WIB tercatat sebesar US$ 2.318,91 per troy ons, naik tipis 0,001% dari hari sebelumnya. Pada penutupan perdagangan Senin (17/6), biaya jual emas turun 0,58% menjadi US$ 2.318,87 per troy ons.
Melansir Reuters, penurunan biaya emas pada hari Senin dipicu oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS yang digunakan dimaksud menimbulkan logam mulia emas, yang tersebut dimaksud tiada memberikan imbal hasil bunga, menjadi kurang menarik bagi investor.
Jim Wyckoff, analis pasar senior pada dalam Kitco Metals, menyatakan bahwa pasar emas saat ini kekurangan berita fundamental baru yang tersebut mana signifikan, sehingga pergerakan tarif lebih besar tinggi banyak dipengaruhi oleh pasar luar. “Harga emas kemungkinan akan bergerak mendatar antara US$2.300 juga US$2.400 hingga terjadi katalis fundamental besar berikutnya, yang tersebut dimaksud mungkin baru terjadi pada Juli mendatang,” ujar Wyckoff.
Imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun naik setelah mengalami penurunan tajam pekan lalu, menyebabkan bullion kurang menarik. Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker menyebutkan bahwa Fed kemungkinan dapat memangkas suku bunga acuan sekali tahun ini jika perkiraan ekonominya berjalan sesuai rencana. Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari juga menyebutkan bahwa adalah “prediksi yang dimaksud mana masuk akal” bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga sekali tahun ini, kemungkinan pada Desember.
Para pedagang pada saat ini menantikan komentar dari Presiden Fed New York John Williams serta Gubernur Fed Lisa Cook. Penurunan suku bunga akan mengurangi biaya peluang memegang bullion yang tersebut mana tidaklah menghasilkan bunga.
Data pelanggan ritel AS yang digunakan digunakan akan dirilis pada hari Selasa, klaim pengangguran mingguan pada hari Kamis, dan juga juga indeks pembelian manajer sementara pada hari Jumat diharapkan dapat memberikan lebih tinggi besar banyak kejelasan tentang konsumsi juga kekuatan ekonomi.
“Serangkaian data inflasi yang mana digunakan lebih lanjut tinggi lemah dari perkiraan, bersama dengan rincian FOMC yang digunakan kurang hawkish, sudah pernah terjadi meningkatkan minat terhadap emas,” kata Ryan McKay, ahli strategi komoditas senior dalam TD Securities, dalam sebuah catatan. “Namun, masih banyak ketidakpastian mengenai waktu pemotongan suku bunga yang dimaksud dimaksud diharapkan, serta beta posisi makro terhadap kejutan data akan tetap tinggi dalam jangka pendek.”
Selain emas, nilai tukar perak spot XAG= turun 0,5% menjadi US$29,38 per ons, platinum XPT= naik 1,3% menjadi US$970,15, juga paladium XPD= naik 0,2% menjadi US$891,92.
CNBC INDONESIA RESEARCH