Home / Ekobis / Harga Batu Bara Kembali Loyo, Hanya Berhadap Pada “Neraka Bocor”

Harga Batu Bara Kembali Loyo, Hanya Berhadap Pada “Neraka Bocor”

Harga Batu Bara Kembali Loyo, Hanya Berhadap Pada “Neraka Bocor”

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Harga batu bara acuan dunia ditutup melemah pada perdagangan Selasa (28/5/2024) kemarin. Namun, ada harapan batu bara menguat ke depan lantaran suhu udara yang tersebut mana masih panas.

Berdasarkan data dari Refinitiv pada Selasa kemarin, nilai tukar jual batu bara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Juni 2024 ditutup dalam posisi US$ 139,5 per ton, melemah 0,36% dari posisi nilai Jumat pekan lalu.

Perdagangan batu bara acuan dunia kembali dibuka setelah AS dan juga juga Inggris libur.

Investor yang mana yang cenderung wait and see menanti rilis data inflasi pengeluaran pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS periode April 2024 serta juga pidato beberapat pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terkait kebijakan suku bunga ke depannya menghasilkan nilai jual batu bara merana kemarin.

Data inflasi PCE AS periode April 2024 akan dirilis pada Jumat akhir pekan ini. Data ini dapat mempengaruhi ekspektasi arah kebijakan suku bunga The Fed.

Pasar memperkirakan inflasi PCE AS kali ini kembali mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada bulan lalu, berdasarkan survei Reuters, menjaga laju tahunan di area tempat 2,8%, dengan risiko ke sisi negatifnya.

Namun baru-baru ini, data kegiatan ekonomi yang mana mana tambahan kuat juga kegelisahan baru mengenai potensi penurunan belanja konsumen sudah terjadi mengurangi prospek suku bunga.

Risalah pertemuan The Fed yang mana dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa respons para pembuat kebijakan untuk saat ini akan melibatkan mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini.

Ekspektasi terhadap waktu penurunan suku bunga tidaklah menentu serta para pengambil kebijakan merasa was-was dikarenakan data masih mencerminkan inflasi yang tersebut digunakan tinggi.

Peluang penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poi (bp)n berada di area dalam atas bilangan bulat 50% belaka sekali untuk pertemuan November kemudian Desember tahun ini, menurut perangkat CME FedWatch. Sementara kemungkinan penurunan suku bunga pada September turun menjadi sekitar 46% dari lebih banyak lanjut dari 50% pada pekan lalu.

Namun, penurunan biaya batu bara acuan masih tertahan untuk lebih banyak tinggi dalam akibat gelombang panas dapat memicu kenaikan permintaan batu bara.

Permintaan global diprediksi akan meningkat berkat gelombang panas yang tersebut hal itu masih berlangsung dalam Asia serta pengisian kembali penyimpanan gas dalam Eropa.

Pada April 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, serta Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa bahwa Badan Meteorologi di dalam tempat negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand kemudian Laos telah dilakukan diimplementasikan melaporkan kejadian suhu panas tambahan lanjut dari 40 derajat celcius yang tersebut sudah berlangsung dalam beberapa pekan ke belakang.

Dikutip dari thehindu.com, permintaan listrik tertinggi di tempat dalam India mendekati tingkat yang tersebut dimaksud diproyeksikan sebesar 235 GW pada Mei, menyusul pemakaian peralatan pendingin yang mana berlebihan seperti AC dalam tengah gelombang panas yang dimaksud yang disebut parah pada dalam negara tersebut.

Menurut data Kementerian Tenaga Listrik India, permintaan listrik puncak yang dimaksud digunakan terpenuhi atau pasokan tertinggi pada hari itu sudah terjadi mencapai 233 GW pada 6 Mei dibandingkan dengan 221,42 GW yang digunakan tercatat pada tahun lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *