Jakarta,REDAKSI17.COM -Harga batu bara masih melaju kencang dengan mencatatkan kenaikan selama 11 hari perdagangan berturut-turut. Kenaikan ditopang oleh proyeksi kenaikan permintaan batu bara pada area India juga juga target pertumbuhan perekonomian China yang mana mana lebih banyak lanjut tinggi.
Menurut data dari Refinitiv pada perdagangan Selasa (5/3/2024), biaya batu bara ICE Newcastle kontrak April ditutup di tempat area level US$ 141,35 per ton,naik 0,89%.
Posisi penutupan kemarin adalah yang digunakan dimaksud tertinggi sejak 21 Desember 2023. Posisi hal itu juga menjadi rekor tertinggi sepanjang 2024. Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif pasir hitam. Dalam 11 hari tersebut, nilai batu bara terbang 17,06%.
Harga batu bara menanjak ditopang beberapa sentimen positif dari India. Pemerintah India memperpanjang mandatory 6% batu bara impor untuk perusahaan pembangkit batu bara hingga Juni 2024.
Kewajiban yang disebut untuk mengantisipasi lonjakan kenaikan energi pada puncak musim panas mendatang. Permintaan listrik pada musim panas diperkirakan menembus 250 Gw pada April-Juni 2024. Angka hal itu lebih besar tinggi tinggi dibandingkan pada puncak musim panas tahun lalu pada September 2023 yakni 243 Gw.
Pemerintah India sudah menerapkan kewajiban impor batu bara pada 2022. Pada awal kebijakan berlaku, besaran impor ditetapkan sebesar 10%. Besaran mandatory kemudian diturunkan menjadi 6% pada Januari 2023 kemudian 4% pada September 2023.
“Meskipun pasokan batu bara domestik naik, pasokan maish terganggu oleh beberapa isu logistik terkait jaringan rel kereta,” tulis Kementerian Listrik India, dikutip dari The Economic Times.
Sentimen lain datang dari kembali banyaknya perusahaan swasta India yang tersebut dimaksud membangun pembangkit listrik. Reuters melaporkan banyak perusahaan swasta India akan membangun pembangkit listrik batu bara baru dengan kapaistas 10 gigawatts (Gw) untuk 10 tahun ke depan.
Di antara grup raksasa yang tersebut mana tertarik untuk membangun pembangkit adalah Adani Power, JSW Group, kemudian Essar Power.
Banyaknya perusahaan swasta yang dimaksud hal tersebut ingin membangun pembangkit batu bara adalah hal yang tak umum dalam tempat India. dikarenakan itu tidaklah ada perusahaan swasta besar yang dimaksud berminat sejak 2018. Namun, lonjakan permintaan listrik memproduksi banyak perusahaan tertarik.
Selain India, sentimen datang dari China. Pemerintah Tiongkok menetapkan target pertumbuhan yang digunakan mana cukup ambisius pada tahun ini yakni 5%. Target ini datang setelah sebagian lembaga meyakini jika sektor ekonomi China akan melandai lantaran melemahnya konsumsi serta perlambatan sektor kegiatan ekonomi global.
Bank Dunia memperkirakan sektor ekonomi China tumbuh 4,5% sementara Dana Moneter Internasional memproyeksi tumbuh 4,6% pada tahun ini.
Perekonomian China tumbuh 5,2 persen pada 2023, terlemah sejak 1990.
Target pertumbuhan yang ambisius menandai pemerintah China yang digunakan dimaksud siap menggerakkan sektor ekonomi sang Naga. Target pertumbuhan ini diharapkan dapat jadi terefleksi pada kenaikan permintaan energi serta listrik yang dimaksud pada akhirnya akan mengerek biaya batu bara.
CNBC INDONESIA RESEARCH