Jakarta,REDAKSI17.COM – Persoalan yang tersebut mana meliputi industri pangan masih terus melanda dunia. Kali ini, giliran coklat atau kakao yang yang disebut mulai mengalami guncangan harga. Komoditas yang mana digunakan menjadi substansi baku industri olahan coklat yang tersebut hal itu identik pada perayaan valentine ini sedang tak baik-baik saja.
Harga kakao berjangka telah lama lama melonjak lebih tinggi besar dari US$ 1.000 (Rp 15,6 juta) atau hampir 40% sejak awal tahun dan juga juga mencapai level tertinggi sepanjang masa dalam US$ 5.874 (Rp 91,8 juta) per metrik ton pada hari Kamis (8/2/2024).
Fenomena cuaca El Nino menyebabkan suhu lebih tinggi lanjut kering di tempat area Afrika Barat, yang hal tersebut merupakan rumah bagi tiga perempat produksi kakao dunia. Ini kemudian mengganggu hasil panen di dalam dalam Ghana juga Pantai Gading, dua produsen kacang terbesar.
“Pola cuaca yang digunakan berubah berarti prospek hasil kakao sekarang ini terganggu secara permanen,” Humza Hussain, analis komoditas di area tempat TD Asset Management, mengatakan kepada CNBC
Hal ini pun juga mulai diendus pemain industri coklat olahan. CEO Hershey Michele Buck mengatakan bahwa pertumbuhan pendapatan merek semata-mata akan datar tahun ini akibat nilai tukar kakao yang tersebut dimaksud tinggi secara historis.
Sebagaimana diketahui Hershey melaporkan laba bersih kuartal keempat tahun 2023 sebesar US$ 349 jt (Rp 5,4 triliun), turun hampir 12% dibandingkan periode yang digunakan mirip tahun lalu.
“Jika kita melihat rekor nilai kakao tersebut, tentu sekadar ini adalah pasar yang digunakan mana dinamis lalu merupakan sebuah tantangan, namun kita sudah dikerjakan mengalami volatilitas pasar serta juga fluktuasi biaya input sebelumnya,” kata Buck.
“Kami miliki strategi lindung nilai yang mana mana baik serta juga kami mempunyai visibilitas nilai jual yang digunakan sangat baik pada input yang mana disebut hingga tahun 2024.”
