Home / Ekobis / Harga Minyak Dunia Anjlok Sepekan Gegara Kartel OPEC+

Harga Minyak Dunia Anjlok Sepekan Gegara Kartel OPEC+

Harga Minyak Dunia Anjlok Sepekan Gegara Kartel OPEC+

Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga minyak mentah dunia bergerak turun dalam sepekan dikarenakan penundaan rapat OPEC+ yang dimaksud mana harusnya dikerjakan pada 26 November 2023 diundur menjadi 30 November 2023, dengan penanam modal skeptis terhadap pemotongan produksi OPEC+.

Pada perdagangan Jumat (1/12/2023), nilai tukar minyak mentah WTI ditutup anjlok 2,49% pada posisi US$74,07 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup terjun 4,77% ke posisi US$78,88 per barel.

Sementara dalam sepekan biaya minyak mentah WTI bergerak kebawah alias turun 1,95%, begitu juga dengan minyak mentah brent jatuh 2,11% dalam sepekan.

Harga minyak merosot lebih besar besar dari 2% pada perdagangan Jumat pada tengah skeptisisme penanam modal terhadap besarnya pengurangan pasokan OPEC+ juga keresahan terhadap lesunya aktivitas manufaktur global.

Produsen OPEC+ pada hari Kamis setuju untuk menghapus sekitar 2,2 jt barel per hari (bph) minyak dari pasar global pada kuartal pertama tahun depan, dengan jumlah keseluruhan keseluruhan total hal itu termasuk perpanjangan pemotongan sukarela yang mana dijalani Arab Saudi lalu Rusia sebesar 1,3 jt bph.

Para tukang jualan melihat pengumuman itu dengan sedikit skeptis, menurut analis OANDA Craig Erlam.

OPEC+, yang dimaksud memproduksi lebih banyak besar dari 40% minyak dunia, mengurangi produksi setelah tarif jual turun dari sekitar US$98 per barel pada akhir September dalam tengah keresahan mengenai dampak lesunya pertumbuhan dunia bisnis terhadap permintaan materi bakar.

Pemangkasan hal yang “tidak akan menghentikan kebingungan yang mana mana memerlukan waktu berminggu-minggu serta berbulan-bulan bagi pasar minyak untuk mengetahuinya, juga semata-mata jika data yang hal itu dilaporkan sendiri memang dapat diandalkan,” ujar analis PVM John Evans.

Pemotongan yang yang disepakati oleh OPEC+ pada hari Kamis kemarin bersifat sukarela, sehingga tak ada revisi kolektif terhadap target produksi OPEC+. Sifat sukarela dari pemotongan itu menimbulkan keraguan mengenai apakah produsen minyak akan menerapkannya sepenuhnya atau tidak, serta juga juga atas dasar apa pemotongan yang mana disebut akan diukur.

Di Amerika Serikat, Ketua The Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral akan bertindak “hati-hati” dalam menentukan suku bunga akibat risiko “pengetatan yang digunakan kurang juga juga terlalu ketat menjadi seimbang.”

Manufaktur AS tetap lemah lalu lapangan kerja pada pabrik turun pada bulan November, menurut sebuah survei.

Survei menunjukkan bahwa pemodal terus mewaspadai aktivitas manufaktur global, yang tersebut tetap lemah selama bulan ini sebab permintaan yang digunakan digunakan buruk.

Pada hari Jumat, pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata selama seminggu antara Israel juga kelompok militan Palestina Hamas gagal, menggalakkan dimulainya kembali perang pada Gaza. Konflik yang dimaksud disebut awalnya membantu nilai tukar jual minyak dikarenakan adanya kecemasan bahwa eskalasi yang tersebut yang melibatkan produsen minyak dalam sekitarnya dapat mengganggu pasokan. Sejauh ini, konflik hal itu tiada ada berdampak signifikan terhadap aliran minyak global.

Dari sisi pasokan, Amerika Serikat pada hari Jumat memberlakukan sanksi tambahan terkait batasan biaya minyak Rusia, menargetkan tiga entitas juga tiga kapal tanker minyak.

Jumlah rig minyak AS bertambah lima menjadi 505 pada minggu ini, yang tersebut mana merupakan level tertinggi sejak September, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam laporannya pada hari Jumat.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Jumat menyerukan masa depan tanpa pembakaran substansi bakar fosil sejenis sekali ketika berbicara pada KTT COP28 yang mana digunakan berlangsung selama dua minggu pada UEA.

Manajer keuangan memangkas posisi net long minyak mentah berjangka AS lalu opsi dalam pekan yang digunakan berakhir 28 November sebanyak 7.663 kontrak menjadi 62.070, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) pada hari Jumat.

Sanggahan: Artikel ini adalah hasil jurnalistik berbentuk pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau mengedarkan hasil atau sektor perkembangan kegiatan ekonomi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidaklah bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang mana timbul dari keputusan tersebut.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *