Jakarta,REDAKSI17.COM – Pulau Kalimantan akan terhubung dengan jaringan kereta cepat yang digunakan dinamakan Trans Borneo Railway (TBR). Proyek ini akan menghubungkan 3 negara sekaligus yaitu Brunei Darussalam, Malaysia, serta Indonesia.
Adapun perusahaan yang tersebut digunakan menggarap proyek ini adalah Brunergy Utama Sdn Bhd. Brunergy adalah perusahaan yang tersebut dimaksud sepenuhnya dimiliki oleh Brunei Darussalam, yang mana itu berfokus pada pengerjaan proyek infrastruktur utama untuk menyokong pertumbuhan pada Kalimantan.
Dalam rilisnya yang mana dikutip CNBC Indonesia, TBR menyebutkan proyek hal hal itu akan dibangun dalam dua tahap dengan rute sepanjang 1.620 kilometer (km) dengan rata-rata rute antar stasiun adalah 150 km. Kereta akan melesat dengan kecepatan 300 hingga 350 km per jam kemudian juga setiap perjalanan memakan waktu rata-rata 30 menit.
Dalam proposal yang disebut disebutkan proyek Trans Borneo Railway dibagi dalam 2 tahap/fase. Untuk pembangunan fase pertama akan melibatkan Kota Kinabalu, Kimanis/Papar, Beaufort-Sipitang, Lawas, Bangar, Limbang, Bukit Panggal, Miri, Bintulu, Sibu Sri Aman, Kuching, Sambas, Singkawang, Mempawah, juga Pontianak.
Sedangkan fase kedua nantinya akan memasuki wilayah Kalimantan Utara juga juga Timur untuk menghubungkan jalur utama dengan kota terbesar Kalimantan, Samarinda serta kemudian ibu kota masa depan Indonesia, Nusantara. Pembangunan jalur tahap kedua ini melibatkan stasiun dari Bukit Panggal (di Brunei) hingga Long Seridan, Ba’ Kelalan, Long Bawan, Malinau, Tanjung Selor, Tandjungredeb, Pengadan, Lubuk Tutung, Bontang, Samarinda, kemudian Balikpapan.
Total penyetoran modal yang digunakan hal tersebut diperlukan sebesar US$ 70 billion atau RM 330 billion. Kalau dirupiahkan sekitar Rp 1.114 triliun (kurs Rp 15.925/US$).
Proyek ini bikin heboh bukan belaka ditanggapi Presiden Joko Widodo juga para pejabat di tempat dalam Indonesia tetapi juga Malaysia. Berikut ini kata mereka:
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo akhirnya menerbitkan pendapat mengenai proyek ini. Jokowi mengungkapkan kalau dia sudah mengetahui proyek tersebut.
“Belum tapi saya tahu itu sudah ada perencanaan lama,” kata Jokowi saat ditanya apakah tentang rencana proyek itu sudah dikomunikasikan ke pemerintah Indonesia, Rabu (3/4/2024).
Foto: Rencana rute proyek kereta cepat Kalimantan milik Trans Borneo Railway. (Dok. Brunergy Utama Sdn Bhd)Rencana rute proyek kereta cepat Kalimantan milik Trans Borneo Railway. (Dok. Brunergy Utama Sdn Bhd) |
Kemenhub
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal juga mengambil bagian berkomentar mengenai proyek ini. Dia juga sudah mendengar rencana tersebut.
Namun menurut Risal, proyek ini baru sebatas rencana atau ide gagasan yang dimaksud muncul.
“Itu usulan ya, serupa aja kita punya ide nih dilontarkan baru sampai situ. Operator dari Brunei kemudian juga Malaysia ingin bikin kereta cepat. Koordinasi antara Indonesia – Brunei – Malaysia belum ada, omongan dia baru melontarkan aja,” kata Risal usai posko angkutan lebaran dalam dalam Kemenhub, Rabu (3/4/2024).
Meski belum memverifikasi akan datang mengambil bagian tergabung dalam megaproyek kereta cepat dengan negara tetangga, namun pemerintah RI sudah menjamin calon membangun prasarana kereta api di dalam dalam IKN.
“Ada dalam IKN lagi studi untuk KA bandaranya, KA perkotaannya, KA antar kota juga ada, semua bertahap, saat ini masih dalam tahap feasibility study untuk menegaskan rutenya kemana untuk masuk ke IKN,” kata Risal.
Dirut KAI Didiek Hartantyo
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengungkap kata-kata mengenai rencana penyelenggaraan Trans Borneo Railway (TBR) oleh perusahaan Brunei Darussalam. Menurutnya sampai saat ini belum ada pembicaraan dengan perusahaan terkait.
“Belum-belum,” kata Didiek di tempat area Kompleks Parlemen, Rabu (3/4/2024).
“Masih terlalu dini,” sambungnya.
Namun Didiek menjelaskan perusahaannya tiada menghentikan kesempatan kerja sebanding jika Brunergy Utama Sdn Bhd. penting menggarap proyek ini.
“Loh kalau baik bagi Indonesia kita menyingkap (peluang kerja sama),” tutur Didiek.
Menteri Perhubungan Malaysia
Pemerintah Malaysia menyatakan bukan ada mengetahui proposal perusahaan yang tersebut digunakan berbasis dalam Brunei untuk memulai jaringan kereta api berkecepatan tinggi yang digunakan digunakan menghubungkan Sabah, Sarawak, Brunei, hingga tembus Ibu Kota Nusantara di area area Indonesia yaitu Trans Borneo Railway (TBR).
Menteri Perhubungan Loke Siew Fook mengatakan pemerintah federal belum memberikan persetujuan untuk proyek yang digunakan disebut kemudian tender untuk studi kelayakan proposal serupa baru akan dibuka pada bulan Mei. Dia mengatakan, studi kelayakan akan memakan waktu sembilan bulan untuk diselesaikan.
“Jika ingin membangun rel kecepatan tinggi dalam dalam Sabah kemudian juga Sarawak, harus mendapat persetujuan dari pemerintah Malaysia, Sabah, dan juga juga Sarawak,” ungkap Loke usai meresmikan klasifikasi Terminal 2 KLIA sebagai terminal Kelas A, Rabu (3/4/2024) dilansir Daily Express Malaysia.
“Sampai saat ini belum ada persetujuan, bahkan kami belum pernah membicarakan hal ini dengan pihak perusahaan,” lanjutnya.

Foto: Rencana rute proyek kereta cepat Kalimantan milik Trans Borneo Railway. (Dok. Brunergy Utama Sdn Bhd)



