MERGANGSAN,REDAKSI17.COM – Tradisi budaya Jawa kembali hidup di tengah masyarakat. Salah satunya yang dilakukan di Kelurahan Wirogunan, dengan menyelenggarakan Upacara Wiwitan Panen Padi pada hari ini Rabu (17/9). Kegiatan ini sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus upaya melestarikan tradisi pertanian.
Selain menjaga kearifan lokal, kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat generasi muda untuk mencintai dan menekuni dunia pertanian. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi, mengungkapkan, pentingnya peran anak muda untuk terjun di sektor pertanian.
“Harapan kami, wiwitan ini terus diselenggarakan. Khususnya dapat menarik anak-anak muda di Kota Yogyakarta untuk ikut bertani. Padahal dunia pertanian itu sangat penting dan sangat menguntungkan,” jelas Sukidi saat diwawancarai.
Menurutnya, meski Kota Yogyakarta identik dengan kawasan perkotaan, masih ada lima kemantren yang memiliki lahan sawah produktif. “Di Umbulharjo ada 16,4 hektar, Tegalrejo 6 hektar, Kotagede 4,4 hektar, Mergangsan 4 hektar, dan di Mantrijeron ada setengah hektar sawah yang masih produktif,” ungkapnya.
Tambahnya, dari beberapa wilayah tersebut, Kelurahan Wirogunan rutin mengadakan upacara wiwitan setiap tahun. “Ini sudah tahun keempat dilaksanakan secara konsisten,” tambahnya.
Tak hanya itu, terkait hasil panen, kualitas padi dinilai sangat baik. Varietas yang ditanam merupakan jenis beras kecil dengan kualitas premium. “Produktivitas gabah rata-rata mencapai 6 hingga 6,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektar. Jika digiling, sekitar 85 persennya menjadi beras,” ujarnya.
Sementara itu, Lurah Kelurahan Wirogunan, Siti Mahmudah, menyampaikan upacara wiwitan sudah menjadi agenda tahunan yang rutin dilaksanakan warganya. “Harapan dari kami, ini merupakan salah satu wujud upaya untuk nguri-uri kebudayaan Jawi dan juga wujud rasa syukur bahwa panen padi yang melimpah itu merupakan berkat dari rahmat Allah Yang Maha Kuasa,” ujarnya.
Pihaknya menambahkan, di Kelurahan Wirogunan, sawah yang digarap seluas 3,8 hektar dengan varietas padi Inpari 42. Lahan tersebut dikelola oleh kelompok tani dengan yang beranggotakan lima petani.
Lanjutnya, dengan masa tanam 110 hari, produktivitas padi di wilayah ini mampu mencapai 6,2 ton gabah kering. “Upacara wiwitan ini mengawali panen padi sekaligus menjadi bentuk rasa syukur kami,” tambah Siti Mahmudah.
Selanjutnya, saat ditemui, Tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah Mergangsan, Ridwan Lasrianto Manalu, menilai wiwitan juga memiliki potensi sebagai daya tarik wisata budaya di Kota Yogyakarta. “Tradisi wiwitan ini kan sudah ada sejak dulu, sehingga bisa menarik wisatawan. Harapannya, sawah-sawah yang tersisa di kota tetap dilindungi dan tidak beralih fungsi,” katanya.