Jakarta,REDAKSI17.COM – Dinamika yang terjadi pasca serangan Israel ke wilayah Gaza terus berkembang. Tel Aviv tak hanya sekali sekali mendapatkan serangan dari milisi Hamas namun juga kelompok lainnya yang digunakan itu menjadi sekutu penguasa Gaza itu di area area Lebanon, Hizbullah.
Terbaru, Hizbullah melakukan serangan roket ke kota Sderot juga Nirim dalam Israel, akhir pekan. Militer Israel mengakui kerusakan pada pangkalan kendali udara dalam serangan Hizbullah.
Sebuah video yang tersebut dirilis oleh kelompok Lebanon menunjukkan kerusakan pada kubah radar pangkalan tersebut. Walau begitu, militer Israel mengatakan bahwa sistem cadangan berarti pertahanan udaranya masih berfungsi.
Hizbullah mengaku bahwa serangan ini diimplementasikan pasca serbuan drone Israel ke ibu kota Lebanon, Beirut. Pekan lalu, aksi Israek itu menewaskan Saleh Al Arouri, yang mana hal itu merupakan salah satu petinggi Hamas.
“Sebagai bagian dari respons awal terhadap kejahatan pembunuhan pemimpin besar Sheikh Saleh Al Arouri, Hizbullah menargetkan pangkalan kendali udara Meron dengan 62 jenis rudal,” kata kelompok yang tersebut digunakan bersekutu dengan Iran itu dikutip Al Jazeera, Senin (8/1/2024).
Militer Israel mengatakan sebelumnya bahwa sekitar 40 roket ditembakkan ke pangkalan pengawasan udara Meron. Mereka mengaku sudah pernah membalasnya dengan menyerang ‘sel teroris’ yang dimaksud yang disebut terlibat serta dalam peluncuran tersebut.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan.
Sementara itu, serangan terhadap Israel juga dijalankan kelompok Jamaah Islamiyah Lebanon. Mereka menyebut sudah menembakkan dua tembakan roket ke Kiryat Shmona di area tempat Israel Utara.
Serangan ini sendiri terjadi ketika kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Joseph Borrell, bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Lebanon, Najib Mikati, di dalam tempat Beirut pada Sabtu. Ia memperingatkan agar Lebanon bukan terseret ke dalam konflik regional akibat perang Israel pada dalam Gaza.
“Hal ini mutlak diperlukan untuk menghindari Lebanon terseret ke dalam konflik regional,” katanya, seraya memperingatkan Israel bahwa “tidak ada yang mana digunakan akan menang dalam konflik regional”.
“Kami melihat intensifikasi baku tembak yang mana hal itu mengkhawatirkan pada Jalur Biru,” tambahnya, mengacu pada garis demarkasi saat ini antara kedua negara yang mana digunakan ditetapkan oleh PBB.
Sementara itu, Kepala Staf militer Israel, Herzi Halevi, menegaskan serangan-serangan ini tidaklah akan mengintervensi serbuan Tel Aviv ke Gaza. Ia mengatakan tahun 2024 akan menjadi tahun yang digunakan digunakan penuh tantangan.
“Kami akan berperang di tempat area Gaza sepanjang tahun, itu sudah pasti,” kata Halevi saat berkunjung ke Tepi Barat yang tersebut diduduki.
Perlu diketahui hitungan korban dari serangan Israel ke Gaza hampir menembus 30.000 jiwa. Dalam update CNBC Internasional, ada prospek perang Gaza melebar lalu menaikkan nilai tukar minyak hingga 20%.