Home / Ekobis / IHSG Balik Lagi Ke 7.300-an, 3 Saham Bank Jumbo Jadi Penopangnya

IHSG Balik Lagi Ke 7.300-an, 3 Saham Bank Jumbo Jadi Penopangnya

IHSG Balik Lagi Ke 7.300-an, 3 Saham Bank Jumbo Jadi Penopangnya

Jakarta,REDAKSI17.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Selasa (20/2/2024), setelah kemarin berakhir pada zona merah.

IHSG ditutup menguat 0,77% ke posisi 7.352,601. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 7.300 pada hari ini.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 10 triliun dengan melibatkan 14 miliaran saham yang tersebut berpindah tangan sebanyak 1,3 jt kali. Sebanyak 274 saham terapresiasi, 245 saham terdepresiasi, lalu 243 saham mendatar.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni sebesar 1,24%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang tersebut mana menopang IHSG pada perdagangan hari ini.

Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI 23,56 6.300 3,28%
Bank Central Asia BBCA 10,35 10.025 1,52%
Amman Mineral Internasional AMMN 6,78 8.025 2,56%
Telkom Indonesia (Persero) TLKM 5,85 4.210 1,20%
Bank Negara Indonesia (Persero) BBNI 5,48 6.025 2,55%
Astra International ASII 3,39 5.200 1,46%
Sarana Menara Nusantara TOWR 2,67 925 5,71%

Sumber: Refinitiv

Tiga saham bank raksasa atau tiga saham bank Himbara raksasa menjadi penopang utama IHSG pada akhir perdagangan hari ini, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi top movers IHSG pada hari ini, yakni mencapai 23,6 indeks poin.

IHSG yang digunakan digunakan menguat terjadi pada tengah sikap pemodal yang dimaksud menanti keputusan suku bunga terbaru dari Bank Indonesia (BI) yang dimaksud itu akan diumumkan Rabu besok.

Konsensus yang tersebut dimaksud dihimpunCNBC Indonesiadari 12 lembaga menunjukkan bahwa suku bunga acuan masih tidaklah akan mengalami perubahan sejak terakhir kali dinaikkan 25 bps pada Oktober 2023.

BI diproyeksi menahan suku bunga oleh sebab itu melihat kondisi suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang digunakan digunakan masih ditahan dalam pertemuan terakhir. Apalagi, The Fed diprediksi belum akan memangkas suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

Untuk diketahui, pada pertemuan Januari lalu, BI memutuskan untuk menahan suku bunga dalam 6% sebab sebagai langkah konsistensi BI menjaga stabilitas kegiatan dunia usaha kemudian juga keuangan, pada tengah masih bergejolaknya ketidakpastian dunia usaha global.

Hal ini kembali dijalankan oleh BI seiring dengan upaya untuk menjaga kinerja pertumbuhan perekonomian domestik pada tahun ini.

Di lain sisi, IHSG yang berhasil menguat juga terjadi pada tengah cerahnya mayoritas bursa saham Asia pada hari ini.

Pada sore hari ini, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,57%, Shanghai Composite China bertambah 0,42%, kemudian Straits Times Singapura terapresiasi 0,49%. Namun, untuk indeks Nikkei 225 Jepang terpantau melemah 0,28%.

Cerahnya sebagian besar bursa Asia pada hari ini setelah bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) memutuskan untuk memangkas salah satu suku bunga acuannya pada hari ini.

PBoC memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan pinjaman (Loan Prime Rate/LPR) tenor lima tahun menjadi 3,95%, dari sebelumnya dalam tempat level 4,2%. Sedangkan untuk LPR tenor satu tahun masih berada pada level 3,45%.

Langkah-langkah yang digunakan diambil Beijing itu diambil demi mengimbangi kenaikan suku bunga dalam negara-negara besar lainnya, ketika negara dengan perekonomian terbesar kedua di tempat dalam dunia itu sedang berjuang melawan krisis sektor properti yang digunakan digunakan berkepanjangan lalu juga perlambatan global.

Kebijakan PBOC, yang tersebut bertujuan mengupayakan bank-bank komersial untuk memberikan lebih lanjut tinggi banyak kredit dengan suku bunga yang digunakan hal tersebut lebih besar besar baik, merupakan pemangkasan terbesar sejak LPR utama diubah pada 2019 silam.

CNBC INDONESIA RESEARCH

 redaksi17.com

Sanggahan: Artikel ini adalah komoditas jurnalistik merupakan pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tiada bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau memasarkan produk-produk atau sektor penyetoran modal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidaklah bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang tersebut timbul dari keputusan tersebut.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *