Home / Ekobis / IHSG Dibuka Menguat di Awal Pekan, Naik ke Level 8.100

IHSG Dibuka Menguat di Awal Pekan, Naik ke Level 8.100

Jakarta,REDAKSI17.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di awal pekan. Ketika perdagangan dibuka IHSG langsung tancap gas ke zona hijau dan bercokol di level 8.100-an.
Dikutip dari RTI, Senin (29/9/2025), IHSG pukul 9.05 WIB berada di level 8.108,56 poin naik 0,11% atau 9,23 poin. Pergerakan IHSG pada pembukaan berada di level 8.099,33.

IHSG berada di level tertingginya pada 8.149,46 dan terendah 8.104,62. Volume transaksi tercatat 3,10 miliar, turnover Rp 1,57 triliun dengan frekuensi transaksi 188.221 kali. Sebanyak 275 saham menguat, 177 saham melemah, sementara 189 saham stagnan.

Secara mingguan, IHSG menguat 0,87%, dan secara bulanan IHSG naik 3,57%. Sejak awal tahun hingga sekarang IHSG masih menguat 14,56%.

Mengutip riset Ajaib Sekuritas, pada perdagangan Jumat (26/9) IHSG ditutup +0,73% atau +58,66 poin ke level 8.099. IHSG hari ini (29/9) diprediksi melemah dalam range 7.950-8.100.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menjelaskan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG dalam sepekan +0,60% senada dengan inflow investor asing di pasar ekuitas Rp5,09 triliun. Saham konglomerasi (Grup PP dan Bakrie) jadi penopang IHSG pekan lalu di tengah depresiasi nilai tukar rupiah ke level Rp 16.775 (26/9). Di sisi lain, outflow terjadi pada instrumen SBN Rp2,16 triliun dan SRBI Rp5,06 triliun (22-25 Sept).

“Melemahnya rupiah juga tercermin dari naiknya risiko kredit (CDS) ke 83,18 bps (25/9/2025) dibandingkan pakan lalu 69,59 bps (19/9/2025). Pekan ini, pelaku pasar menantikan rilis indeks PMI manufaktur dan inflasi. Indeks manufaktur berpotensi lanjutkan fase ekspansif setelah bulan sebelumnya tercatat 51,5. Optimisme ekspansinya industri manufaktur didorong oleh stimulus longgar moneter dan fiskal,” tulisnya.

Dari Mancanegara, Bursa Wall Street menguat terbatas di akhir pekan. Pelaku pasar mencermati kesepakatan anggaran pemerintah sebelum 30 Sept-25. Pasalnya, kondisi saat ini Kongres (DPR dan Senat) dengan Presiden Trump tidak sejalan terkait RUU Anggaran Pemerintah AS. Ketidakpastian tersebut berpotensi memicu risiko di pasar keuangan. “Bursa Asia pasifik di akhir pekan cenderung koreksi. Indeks Hang Seng -1,35% dan Nikkei 225 -0,87% (26/9/2025). Respons negatif pasar setelah Presiden Trump kembali menaikkan tarif impor AS ke berbagai produk, seperti farmasi, truk, hingga furnitur,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *