Home / Ekobis / IHSG Rebound, 5 Saham Big Cap Ini yang Gendongin

IHSG Rebound, 5 Saham Big Cap Ini yang Gendongin

IHSG Rebound, 5 Saham Big Cap Ini yang tersebut Gendongin

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau cenderung menguat pada perdagangan sesi I Senin (29/4/2024), di tengah sikap pemodal yang hal itu cenderung wait and see menanti rilis data perekonomian penting pada global pada pekan ini.

Per pukul 09:30 WIB, IHSG sudah menguat 0,6% ke posisi 7.078,03. IHSG masih bertahan di dalam dalam level psikologis 7.000 pada sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 2,7 triliun dengan melibatkan 3,2miliar lembar saham yang dimaksud hal itu diperdagangkan sebanyak 214.308 kali.

Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 3,38%.

Beberapa saham juga menjadi penopang IHSG dalam sesi I hari ini. Berikut daftar sahamnya.

Saham emiten energi baru terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali menjadi penopang terbesar IHSG dalam dalam sesi I hari ini, yakni mencapai 9,8 indeks poin.

IHSG terpantau menguat meskipun penanam modal asing masih mencatatkan outflow atau net sell di tempat dalam pasar saham RI.

BI merilis data transaksi 22-25 April 2024, bahwa penanam modal asing pada pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp 2,47 triliun terdiri dari jual neto Rp 2,08 triliun di dalam tempat pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp 2,34 triliun di area area pasar saham, serta beli neto Rp 1,95 triliun dalam Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 25 April 2024, penanam modal asing jual neto Rp 47,26 triliun dalam pasar SBN, beli neto Rp 9,68 triliun dalam area pasar saham, lalu beli neto Rp 9,02 triliun di tempat area SRBI.

Dalam lima pekan terakhir, penanam modal asing mencatat net sell sebesar Rp 40,04 triliun. Hal ini berdampak negatif terhadap pasar keuangan domestik juga berujung pada tekanan terhadap mata uang Garuda.

Investor cenderung wait and see menanti rilis data dunia usaha penting dalam global pada pekan ini. Salah satu yang digunakan mana ditunggu oleh pemodal yakni keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) perihal suku bunga pada pekan ini.

The Fed akan merilis data suku bunga yang dimaksud mana berpotensi masih akan cukup tinggi. Hal ini terjadi mengingat data-data dunia perniagaan AS belum menunjukkan perbaikan yang dimaksud mengupayakan pemangkasan suku bunga.

Kebijakan suku bunga menjadi sentimen yang mana dimaksud paling ditunggu pasar pada pekan ini.

Salah satunya inflasi AS yang tersebut digunakan masih cukup sticky. Angka inflasi AS saat ini berada di tempat area hitungan 3,5% (year-on-year/yoy) atau lebih banyak lanjut tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Hal ini semakin menjauhi target The Fed yakni 2%. Jika inflasi AS masih cukup sulit ditekan, maka penurunan suku bunga AS akan sulit terjadi tahun ini. Bahkan beberapa survei menunjukkan bahwa The Fed tampaknya tiada akan memangkas suku bunganya (no landing).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah hasil jurnalistik merupakan pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini bukan ada bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau memasarkan komoditas atau sektor perkembangan dunia usaha terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang yang disebut timbul dari keputusan tersebut.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *