Home / Ekobis / IHSG-Rupiah Lagi Lesu, Debat Presiden AS Trump-Biden Ngaruh ke RI?

IHSG-Rupiah Lagi Lesu, Debat Presiden AS Trump-Biden Ngaruh ke RI?

IHSG-Rupiah Lagi Lesu, Debat Presiden AS Trump-Biden Ngaruh ke RI?

 

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Pasar keuangan Indonesia kembali ditutup beragam pada Rabu (26/6/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sedikit sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami depresiasi sementara Surat Berharga Negara (SBN) mulai dijual investor.

Pasar keuangan diperkirakan masih bergerak cukup volatil pada hari ini, Kamis (27/6/2024) dengan terdapat beberapa sentimen yang digunakan dimaksud juga program hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi kemudian sentimen pasar pekan ini sanggup dibaca pada halaman 3 artikel ini

IHSG pada perdagangan kemarin (26/6/2024), IHSG ditutup pada dalam zona hijau di posisi 6.905,6 atau menguat 0,33% dalam sehari. Terakhir IHSG menyentuh level psikologis ini yakni pada perdagangan 10 Juni lalu.

Ada sebanyak 13,35 jt lembar saham yang yang berpindah tangan hingga 772.098 kali, sehingga total transaksi kemarin mencapai Rp9,43 triliun. Adapun 294 saham menguat, 246 saham turun, sementara sisanya 249 saham cenderung stagnan.

Saham pertambangan mineral Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penopang terbesar IHSG pada tempat akhir perdagangan kemarin, yakni mencapai 18 indeks poin. Saham AMMN ditutup melonjak 5,29% menjadi Rp11.450/unit.

Kembali bergairahnya saham AMMN setelah manajemen perseroan membenarkan atas transaksi pengalihan atas saham AMMN oleh Direktur Utama, Bapak Alexander Ramlie.

“Pengalihan saham ini dijalankan pada tanggal 25 Juni 2024 dengan mematuhi peraturan pasar modal yang dimaksud berlaku kemudian merupakan bagian dari rencana penetapan waris – estate planning – oleh Bapak Alexander Ramlie,” tulisnya, Selasa (25/6/2024).

Investor tampaknya kembali memburu saham-saham di dalam dalam Indonesia, terutama saham-saham berkapitalisasi pasar (big cap), sehingga IHSG berhasil mengalami penguatan.

Berikut ini beberapa saham juga terpantau menjadi penggerak atau movers IHSG selain AMMN.

Beralih ke pasar mata uang, rupiah terpantau kembali terdepresiasi dalam hadapan dolar AS sebesar 0,18% ke level Rp16.400/US$ pada perdagangan kemarin.

Tantangan nilai tukar rupiah masih terus hadir khususnya setelah The Conference Board menunjukkan bahwa Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) AS sedikit mengalami penurunan menjadi 100,4 pada Juni 2024 dari 101,3 pada Mei 2024.

“Kepercayaan konsumen mengalami penurunan pada bulan Juni tetapi tetap berada dalam rentang yang dimaksud hal tersebut sempit yang mana telah lama lama bertahan selama dua tahun terakhir, akibat kekuatan pandangan terhadap pasar tenaga kerja saat ini terus mengalahkan kegelisahan tentang masa depan,” ujar The Conference Board.

Selain itu, takutnya pemodal untuk masuk ke pasar keuangan dalam negeri disinyalir terjadi akibat para menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai tiada akur persoalan kebijakan.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan menilai stabilitas urusan urusan politik saat ini bukanlah isu yang mana menyebabkan rupiah melemah maupun penanam modal ragu. Menurut dia, kekompakan antar kementerian yang mana digunakan justru menghasilkan para penanam modal tak ada percaya.

Aviliani menggambarkan polemik mengenai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang impor. Peraturan yang dimaksud hal itu terus menerus direvisi, kata dia, menunjukkan tak adanya harmonisasi dalam pembentukan aturan, hingga menyebabkan dunia bidang usaha kebingungan.

“Kalau dunia perniagaan bingung, bagaimana investor,” kata dia.

Jokowi pun sempat menegaskan bahwa situasi yang dimaksud kondusif akan memberikan persepsi positif kepada dunia tentang Indonesia. Sebaliknya, kata dia, turbulensi calon menciptakan pemodal takut masuk RI juga menghasilkan nilai tukar rupiah jatuh.

Selanjutnya, imbal hasil SBN yang tersebut bertenor 10 tahun terpantau mengalami kenaikan dari 7,067% menjadi 7,082%.

Kenaikan imbal hasil ini mematahkan tren penurunan yang dimaksud mana sudah terjadi selama tiga hari beruntun sejak 21 Juni 2024.

Perlu diketahui, hubungan yield kemudian nilai pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti biaya obligasi naik, hal ini menunjukkan minat pemodal mulai kembali lagi ke SBN.

REDAKSI17.COM

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *