UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta mengikuti verifikasi lanjutan terhadap Penghargaan Kabupaten/Kota Sehat Tingkat Nasional Tahun 2025 yang dilaksanakan secara daring, Selasa (5/8), dari Ruang Yudhistira Balai Kota Yogyakarta.

Kegiatan ini menjadi bagian dari proses penilaian nasional yang berlangsung mulai tanggal 4-18 Agustus 2025 dan dilakukan oleh Tim Verifikator Pusat.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memimpin langsung pemaparan dokumen dan capaian program Kota Sehat, didampingi jajaran perangkat daerah dan stakeholder terkait.

Dalam paparannya, Hasto menegaskan komitmen kuat Kota Yogyakarta dalam mewujudkan lingkungan yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan melalui penerapan 9 tatanan Kota Sehat yang mencakup 136 indikator pokok.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat memaparkan materi terkait verifikasi Kabupaten/Kota Sehat Tahun 2025.

Kesembilan tatanan tersebut meliputi, Kehidupan masyarakat sehat mandiri, Permukiman dan fasilitas umum, Satuan Pendidikan, Pasar, Perkantoran dan perindustrian, Pariwisata, Transportasi dan tertib lalu lintas, Perlindungan sosial serta Penanggulangan bencana.

“Hasil self-assessment kami menunjukkan sebagian besar indikator telah mencapai 100 persen, dengan rata-rata capaian seluruh tatanan mencapai 98 persen, dan seluruh tatanan mencatatkan nilai di atas 95 persen,” ujar Hasto.

Lanjutnya, Pemkot Yogyakarta juga telah mendapatkan banyak prestasi yang membanggakan. Dimana sejak tahun 2007 hingga 2019, Kota Yogyakarta secara berturut-turut meraih Swasti Saba Wistara, penghargaan tertinggi dalam program Kota Sehat. “Terakhir, pada tahun 2023, Kota Yogyakarta mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa,” tambahnya.

Hasto juga memaparkan berbagai program inovatif yang telah diluncurkan untuk mendukung pencapaian Kota Sehat, antara lain Satu Kelurahan Satu Bidan / Nakes, Posyandu Paripurna, One Village One Sister University (kerjasama dengan perguruan tinggi), Food Bank / Food Estate, Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Lansia (Sapa Lansia), Pencegahan stunting, Kampung Sayur dan ketahanan pangan serta Pencegahan penyakit menular dan tidak menular.

Tak hanya itu, Ia menambahkan, berbagai langkah juga telah dilakukan di sektor pendidikan, pasar, perkantoran, hingga pariwisata. “Misalnya, seluruh sekolah di Kota Yogyakarta diwajibkan melakukan kerja bakti setiap Jumat dalam radius 200 meter dari sekolah, menciptakan budaya bersih dan sehat. Di sektor pariwisata, Pemkot menggandeng rumah sakit dan hotel melalui MoU untuk memastikan layanan kesehatan bagi wisatawan,” ujarnya.

Kegiatan diikuti perwakilan lintas sekor.

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan, drg. Murti Utami, M.P.H, menyampaikan apresiasi kepada Pemkot Yogyakarta dan meminta agar proses pendalaman verifikasi dapat diikuti dengan keterbukaan dan kesiapan untuk melakukan perbaikan jika dibutuhkan.

“Mohon Bapak/Ibu dapat memberikan penjelasan sebaik-baiknya dan melengkapi data atau bukti pendukung melalui sistem SIPANTAS dan hasil akhir merupakan kewenangan penuh Tim Verifikasi,” ujarnya.

Selaras dengan hal tersebut, Ketua Tim Verifikasi Pusat, Nani Rohani, SKM., MARS, mengungkapkan masih terdapat beberapa catatan. Ia berharap, untuk segera di tindak lanjuti.

“Terima kasih atas paparannya, namun ada beberapa hal yang menjadi catatan, seperti lampiran data yang tidak terbaca dan kurangnya bukti pendukung. Sehingga diharapkan untuk memperbaikinya,” ungkapnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, menyatakan akan menindaklanjuti seluruh catatan verifikasi dan menyelesaikannya dalam waktu 2×24 jam.

“Kami pastikan bahwa seluruh perbaikan akan segera dilakukan dengan kolaborasi lintas sektor, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” tegasnya.