Home / Aneka / Ini Alasan Aktivis Perempuan Iran Narges Mohammadi Raih Nobel

Ini Alasan Aktivis Perempuan Iran Narges Mohammadi Raih Nobel

Ini Alasan Aktivis Perempuan Iran Narges Mohammadi Raih Nobel

Jakarta,REDAKSI17.COM – Aktivis Iran yang dimaksud itu dipenjara, Narges Mohammadi, memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada Jumat (7/10/2023) sebagai pengakuan atas kampanyenya yang dimaksud dimaksud tak kenal lelah untuk hak-hak perempuan, demokrasi, kemudian menentang hukuman mati.

Melansir AP News, perempuan berusia 51 tahun yang dimaksud tetap melanjutkan aktivismenya walau sudah pernah berkali-kali ditangkap oleh pihak berwenang Iran lalu menghabiskan waktu bertahun-tahun di area tempat balik jeruji besi.

Dia tetap menjadi tokoh utama dalam menyalahkan nasional yang dimaksud dimaksud dipimpin oleh perempuan yang dimaksud dipicu oleh kematian orang perempuan berusia 22 tahun dalam tahanan polisi tahun lalu. Hal ini pada gilirannya menjadi salah satu tantangan paling berat terhadap pemerintah teokratis Iran.

Aktivis hak asasi manusia terkemuka Iran, Narges Mohammadi. (AP Photo/Vahid Salemi, File)Foto: Aktivis hak asasi manusia terkemuka Iran, Narges Mohammadi. (AP Photo/Vahid Salemi, File)

Berit Reiss-Andersen, ketua Komite Nobel Norwegia, memulai pengumuman pada Jumat dengan kata-kata “Wanita, Kehidupan, Kebebasan” dalam bahasa Farsi – slogan demonstrasi dalam Iran.

“Penghargaan ini pertama-tama merupakan pengakuan atas kerja yang digunakan sangat penting dari seluruh gerakan dalam tempat Iran dengan pemimpinnya yang mana tak terbantahkan, Narges Mohammadi,” kata Reiss-Andersen dikutip dari APNews. Reiss-Andersen juga mendesak Iran untuk membebaskan Narges pada saat seremoni penyerahan hadiah pada 10 Desember mendatang.

Hampir sepanjang hidup Narges Mohammadi, Iran dipimpin oleh teokrasi Syiah yang dimaksud mana dipimpin oleh pemimpin tertinggi negara tersebut.

Meskipun perempuan mempunyai pekerjaan, posisi akademis, kemudian bahkan jabatan dalam pemerintahan, kehidupan merek dikontrol dengan ketat. Perempuan diwajibkan oleh hukum untuk mengenakan jilbab, atau jilbab, untuk menutupi rambut mereka. Iran lalu negara tetangganya Afghanistan tetap menjadi satu-satunya negara yang digunakan mengamanatkan hal itu.

Fans Iran mengecam dengan bendera, spanduk dengan slogan Woman Life Freedom setelah kematian Mahsa Amini untuk hak-hak perempuan di tempat area Iran sebelum pertandingan Piala Dunia FIFA Qatar 2022 Grup B antara Wales dan juga juga IR Iran dalam Stadion Ahmad Bin Ali pada 25 November 2022 di dalam tempat Doha, Qatar. (Harry Langer/DeFodi Images via Getty Images)Foto: Fans Iran melakukan aksi menentang dengan bendera sebelum pertandingan Piala Dunia FIFA Qatar 2022 Grup B antara Wales kemudian IR Iran pada Stadion Ahmad Bin Ali pada 25 November 2022 pada Doha, Qatar. (Getty Images/DeFodi Images)

Dalam pernyataan yang mana yang disebut dikeluarkan setelah pengumuman Nobel, Narges Mohammadi mengatakan dia “tidak akan pernah berhenti berjuang untuk mewujudkan demokrasi, kebebasan juga kesetaraan.”

“Tentu saja, Hadiah Nobel Perdamaian akan menyebabkan saya lebih lanjut besar tangguh, bertekad, penuh harapan kemudian antusias pada jalur ini, lalu ini akan mempercepat langkah saya,” katanya dalam pernyataan yang dimaksud yang sudah pernah dipersiapkan sebelumnya jika dia dinobatkan sebagai peraih Nobel.

Narges Mohammadi, yang mana yang merupakan pribadi insinyur, telah dilakukan terjadi dipenjara 13 kali lalu dihukum lima kali. Total, dia divonis 31 tahun penjara. Penahanan terbarunya terjadi ketika dia ditahan pada 2021 setelah menghadiri peringatan seseorang yang digunakan hal itu terbunuh dalam menentang nasional.

Dia ditahan pada Penjara Evin yang mana itu terkenal kejam di tempat tempat Teheran, yang dimaksud narapidananya mencakup orang-orang yang mana miliki hubungan dengan Barat kemudian tahanan politik.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kemudian juga Amnesty International menyerukan pembebasan Mohammadi segera.

“Penghargaan ini merupakan pengakuan bahwa, meskipun dia saat ini ditahan secara tiada adil pada tempat Penjara Evin, dunia masih mendengar pengumuman keras Narges Mohammadi yang dimaksud digunakan menyerukan kebebasan juga kesetaraan,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

“Saya mendesak pemerintah dalam area Iran untuk segera membebaskan dia kemudian rekan-rekan pendukung kesetaraan gender dari tahanan,” imbuhnya.

Penghargaan yang digunakan dimaksud diberikan pada Jumat mengirimkan “pesan yang digunakan digunakan jelas kepada pemerintah Iran bahwa tindakan keras merek terhadap kritikus damai kemudian pembela hak asasi manusia [HAM] tak akan dibiarkan begitu saja,” kata Amnesty.

Saudara laki-laki Narges Mohammadi, Hamidreza Mohammadi, mengatakan bahwa meskipun “hadiah yang dimaksud berarti bahwa dunia sudah pernah terjadi melihat gerakan ini,” hal ini bukan akan mempengaruhi situasi dalam area Iran.

“Rezim akan menggandakan tindakannya terhadap oposisi” katanya kepada The Associated Press. “Mereka hanya sekali belaka akan menghancurkan orang,” tambahnya.

Suami Narges Mohammadi, Taghi Rahmani, yang tinggal dalam area pengasingan di tempat area Paris bersama kedua anak mereka, si kembar berusia 16 tahun, mengatakan istrinya “memiliki sebuah kalimat yang mana selalu dia ulangi: ‘Setiap penghargaan akan memproduksi saya lebih tinggi tinggi pemberani, lebih lanjut lanjut tangguh lalu lebih lanjut banyak berani untuk mewujudkan hak asasi manusia, kebebasan, kesetaraan sipil juga demokrasi.'”

Rahmani sudah 11 tahun tiada sanggup bertemu istrinya, lalu anak-anak dia sudah tujuh tahun bukan bertemu ibunya.

Putra mereka, Ali Rahmani, mengatakan Nobel bukan semata-mata untuk ibunya: “Ini untuk perjuangan.”

“Hadiah ini untuk seluruh masyarakat, untuk seluruh perjuangan sejak awal, sejak pemerintahan Islam berkuasa,” kata Ali yang tersebut digunakan masih remaja itu.

Tahanan kebijakan pemerintah perempuan dalam Evin bukan diperbolehkan menggunakan telepon pada Kamis juga Jumat, jadi Narges Mohammadi mempersiapkan pernyataannya sebelum pengumuman Nobel, demikian kata fotografer Iran dalam pengasingan, Reihane Taravati, individu teman keluarga yang tersebut dimaksud menghabiskan 14 hari di tempat tempat sel isolasi di dalam tempat sana sebelum melarikan diri ke Prancis tahun ini.

Narges Mohammadi adalah wanita ke-19 yang mana memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian kemudian wanita Iran kedua, setelah aktivis hak asasi manusia (HAM) Shirin Ebadi memenangkannya pada 2003.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *