Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Kota Yogyakarta terus menunjukkan capaian positif. Peningkatan ini seiring dengan intensifnya pelayanan di berbagai fasilitas kesehatan bahkan fasilitas umum. Hal tersebut disampaikan oleh Analis Kebijakan Ahli Muda Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Ummatul Baroroh.
Pihaknya menyampaikan, target Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) tahun ini sekitar 1.430 akseptor, dan hingga kini sudah tercapai sekitar 700-an. Capaian tersebut diharapkan terus meningkat melalui berbagai strategi pelayanan dan promosi.
“Capaian pelayanan KB kita tahun ini relatif baik. Untuk metode kontrasepsi Metode Operasi Pria (MOP), target 5 aseptor sudah tercapai sejak April, dan kini bahkan ada 15 orang yang sedang antre. Artinya minat masyarakat terus tumbuh,” terang Ummatul saat ditemui di kantornya, Senin (6/8).
Sementara untuk kontrasepsi Metode Operasi Wanita (MOW) sudah ada sekitar 30an aseptor, IUD 518 aseptor dan Implan 131. Meski demikian, pihaknya menegaskan bahwa seluruh calon aseptor tetap harus melalui proses skrining medis. Beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain sudah memiliki anak, dalam kondisi sehat secara fisik dan psikis, serta tidak memiliki kontraindikasi medis.
Pelayanan KB MKJP di Pasar Beringharjo Lantai 3
Umma menyebutkan DP3AP2KB memiliki inovasi andalan terbaru yaitu program “GERTAK KB” (Gerakan Serentak Pelayanan KB) yang didorong langsung oleh Wali Kota Yogyakarta. Program ini melibatkan berbagai fasilitas kesehatan seperti RS Pratama, Puskesmas, klinik swasta, serta praktik bidan mandiri dan institusi pendidikan kesehatan yang menyasar langsung ke masyarakat melalui pasar dan toko ritel.
“Pelayanan KB saat ini tidak hanya di puskesmas atau rumah sakit, tapi juga menyasar lokasi-lokasi yang dekat dengan aktivitas masyarakat, seperti pasar. Rutin buka layanan di Pasar Beringharjo lantai 3 setiap hari Selasa. Sampai sekarang tiap minggunya pasti ada yang aseptor baru maupun lepas pasang paling tidak ada 5 orang tidak pernah yang tidak ada pasien,” ungkap Umma.
Program GERTAK KB telah dilaksanakan di beberapa pasar diantaranya Pasar Beringharjo, Pasar Ngasem, Pasar Sentul, Pasar Prawirotaman, Pasar Kotagede, Pasar Gading, Pasar Legi, Pasar Telo, Pasar Cendrawasih, Pasar Candra. Selain itu juga dilaksanakan di Superindo Jalan Parangtritis.
“Menggandeng pengelola pasar dan lurah pasar untuk mensosialisasikan layanan ini setiap hari. Masyarakat bisa langsung datang dan mendapatkan pelayanan tanpa biaya,” tambah Umma.
Pihaknya menegaskan bahwa layanan KB di Kota Yogyakarta diberikan secara gratis untuk pasangan usia subur (15–49 tahun). Biaya pelayanan ditanggung melalui anggaran BOKB, termasuk transportasi dan konsumsi untuk akseptor maupun petugas. Khusus untuk metode MOW dan MOP, akseptor juga memperoleh pengganti biaya hidup sebesar Rp450.000 dan dana pemulihan Rp550.000.
“Kami ingin memastikan bahwa pelayanan ini tidak memberatkan masyarakat. Semua sudah difasilitasi, tinggal kemauan dan kesiapan calon akseptornya saja,” ungkapnya.
Selain itu, Umma mengatakan DP3AP2KB terus menggencarkan edukasi bahwa metode kontrasepsi seperti MOP dan MOW tidak mempengaruhi stamina atau produktivitas kerja secara jangka panjang. “Itu hanya mitos. Biasanya hanya perlu waktu seminggu untuk pemulihan. Setelah itu, bisa beraktivitas seperti biasa lagi,” tegasnya.