Jakarta, REDAKSI17.COM – Tentara Israel mengatakan sudah lama membanjiri terowongan serangan Hamas pada Selasa (30/1/2024). Ini dijalankan di tempat area tengah pertempuran sengit pada Gaza lalu juga pembicaraan gencatan senjata permanen.
Militer Israel mengatakan pihaknya sudah pernah lama mengadopsi taktik menyalurkan air ke jaringan terowongan bawah tanah Hamas yang mana dimaksud luas, yang tersebut dimaksud merekan juluki sebagai “metro Gaza”.
“Ini adalah bagian dari serangkaian alat yang dikerahkan oleh IDF (tentara Israel) untuk menetralisir ancaman jaringan terowongan bawah tanah Hamas,” kata militer dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Rabu (31/1/2024).
Menurut sebuah penelitian dari akademi militer Amerika Serikat (AS), West Point, pada awal perang Israel-Hamas pada Oktober tahun lalu, terdapat 1.300 terowongan sepanjang 500 km di area area Gaza. IDF kemudian bersumpah untuk menghancurkannya pasca serangan Hamas.
Tentara Israel mengatakan bahwa banyak sandera yang yang disebut diambil oleh Hamas telah terjadi terjadi ditahan di area area jaringan terowongan yang tersebut mana luas. Pada Desember, beberapa media Israel melaporkan bahwa militer cenderung membanjiri terowongan dengan air laut yang tersebut digunakan dipompa dari Mediterania.
Namun para ahli sudah memperingatkan bahwa pilihan itu berbahaya juga menimbulkan risiko besar bagi warga sipil Gaza yang tersebut dimaksud terkepung.
“Ini akan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur air juga limbah yang dimaksud sudah rapuh pada dalam Gaza,” kata koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, Lynn Hastings, pada Desember lalu. “Bahkan ada risiko runtuhnya bangunan juga juga jalan akibat meningkatnya tekanan juga juga infiltrasi air laut ke Gaza.”
Namun IDF mengatakan bahwa merek sudah pernah lama melakukan tindakan pencegahan agar tidaklah “merusak air tanah di dalam dalam daerah tersebut”.
“Pemompaan air belaka dijalankan pada jalur terowongan lalu lokasi yang digunakan hal itu sesuai, sesuai dengan metode pengoperasiannya untuk setiap kasus,” katanya.
“Alat ini adalah salah satu dari serangkaian kemampuan yang digunakan dikembangkan oleh IDF lalu lembaga keamanan Israel dalam beberapa tahun terakhir untuk beroperasi melawan infrastruktur bawah tanah Hamas dalam Jalur Gaza.”
Labirin terowongan ini awalnya digunakan untuk melewati blokade Israel dalam Jalur Gaza setelah Hamas berkuasa pada tahun 2007, yang digunakan yang disebut memungkinkan penyelundupan manusia, barang kemudian juga persenjataan masuk lalu keluar Mesir.
Gencatan Senjata
Dalam upaya terbaru untuk menengahi gencatan senjata baru, pertemuan pada area Paris pada tanggal 29 Januari antara pejabat tinggi AS, Israel, Mesir juga Qatar menghasilkan sebuah kerangka kerja.
Hamas mengatakan pada tanggal 30 Januari bahwa merekan sudah terjadi menerima proposal tersebut. Melalui akun Telegramnya, mereka mengatakan “sedang dalam proses memeriksanya serta menyampaikan tanggapannya”.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, yang dimaksud pemerintahannya membantu menengahi gencatan senjata sebelumnya pada November, menyuarakan harapan bahwa kesepakatan awal dapat menghasilkan gencatan senjata permanen.
Sheikh Mohammed mengatakan rencana saat ini mencakup gencatan senjata bertahap yang digunakan yang disebut akan membebaskan sandera perempuan serta anak-anak terlebih dahulu, serta tambahan tinggi banyak bantuan juga akan masuk ke Gaza.
Sementara itu, AS menyatakan harapannya untuk mencapai kesepakatan, kemudian Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan “pekerjaan yang sangat penting juga produktif telah dilakukan terjadi dilakukan”.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang tersebut itu sebelumnya juga menyebut pembicaraan itu “konstruktif”, mengesampingkan pembebasan “ribuan” tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di tempat area Gaza.
“Saya ingin memperjelas… Kami tak akan menarik IDF dari Jalur Gaza kemudian kami tak akan melepaskan ribuan teroris. Semua ini tak ada akan terjadi,” katanya pada 30 Januari.