Jakarta,REDAKSI17.COM – Kelompok bersenjata yang digunakan itu juga penguasa wilayah Jalur Gaza Palestina, Hamas, mengakses ucapan persoalan Israel yang tersebut mana disebut telah terjadi lama mengepung Gaza. Pernyataan terbaru disampaikan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Dalam rilisnya, Hamas mengancam Israel bahwa langkah pengepungan akan menjadi kutukan sejarah bagi Negeri Yahudi itu. Kelompok itu menyebut bahwa bila Israel terus menekan, mereka itu akan mengambil langkah yang memiliki konsekuensi bencana bagi Yerusalem Barat, yang yang diklaim kalangan Zionis sebagai Ibu Kota Israel.
“Akan ada banyak korban di dalam area antara pasukan Israel. Lebih banyak tentara Israel akan kembali dalam tas hitam,” ujar juru bicara kelompok militan tersebut, Abu Obeida, dikutip dari AFP, Jumat (3/11/2023).
Sejauh ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sudah lama mengonfirmasi tewasnya 19 tentaranya dalam operasi yang digunakan itu sedang berlangsung. Sebelumnya pada Kamis, juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan pasukan Israel sudah sepenuhnya mengepung Kota Gaza di area area bagian utara daerah kantong tersebut.
“Tentara Israel sudah lama menyelesaikan pengepungan kota Gaza, pusat organisasi teror Hamas,” katanya kepada wartawan seraya mengesampingkan gagasan gencatan senjata dalam waktu dekat. “Konsep gencatan senjata saat ini sebanding sekali tiada dibahas,” tambahnya.
Israel menghadapi tekanan yang dimaksud yang semakin besar dari PBB lalu kelompok-kelompok kemanusiaan untuk melakukan gencatan senjata pada dalam tengah meningkatnya total korban tewas dalam kalangan warga sipil Gaza lalu keresahan akan penyebaran konflik yang disebut dalam dalam Timur Tengah.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tak menyerukan penghentian permusuhan sepenuhnya, kemudian malah mendesak “jeda kemanusiaan”.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengeklaim minggu ini bahwa Washington “bertekad untuk mencegah eskalasi apa pun” dalam konflik yang dimaksud sedang berlangsung.
Sementara itu, data PBB terkait jumlah total keseluruhan korban tewas pada Gaza telah lama lama melampaui 8.800 orang sejak 7 Oktober, termasuk tambahan dari 3.600 anak-anak. Selain itu, sekitar 22.240 orang menjadi korban luka.
Badan internasional hal itu juga mengutuk serangan udara yang tersebut dimaksud dilancarkan IDF pada hari Rabu yang mana dimaksud menargetkan kamp pengungsi Jabalia yang mana padat penduduk pada Gaza utara, dengan alasan bahwa tindakan itu “dapat dianggap sebagai kejahatan perang.”
Di sisi lain, Israel bersikeras bahwa merekan menargetkan “infrastruktur teror” yang digunakan mana dibangun di dalam tempat dekat bangunan sipil dan juga juga bertindak “berdasarkan intelijen yang tersebut mana tepat.”