Jakarta,REDAKSI17.COM – Timur Tengah terus memanas. Kali ini, perang antara Israel dengan milisi penguasa Gaza Palestina, Hamas, berpotensi meluas lalu menarik kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah.
Hizbullah sendiri sebenarnya mulai menyerang Israel tak lama setelah perang Gaza meletus Oktober 2023. Kelompok pro-Iran itu mengatakan merekan akan berhenti sampai ada gencatan senjata di dalam area Gaza.
Pada Juni ini, Hizbullah menargetkan kota-kota serta situs militer Israel dengan serangan roket kemudian drone terbesar sejauh ini. Ini dilaksanakan setelah rudal Israel menewaskan komandan paling senior kelompok itu.
Menguak kekuatan Hizbullah: Lebih kuat dari Hamas?
Seperti Hamas, Hizbullah dicap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, lalu beberapa negara lain. Kedua kelompok hal itu didukung oleh Iran lalu menganggap Israel sebagai musuh bebuyutan mereka.
Namun berbeda dengan Hamas, Hizbullah sudah pernah dijalani memoles dirinya sebagai faksi kebijakan pemerintah yang tersebut digunakan kuat di tempat tempat Lebanon. Saat ini, di dalam area bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah, Hizbullah sudah menjadi partai kebijakan pemerintah lalu regional yang mana mana berpengaruh dengan persenjataan yang tersebut dimaksud terpencil tambahan mumpuni melebihi Hamas.
“Hamas makin banyak menerima dana, senjata, lalu pelatihan dari Iran, namun merek bukan ada dikontrol oleh Iran seperti Hizbullah, yang mana itu hampir seluruhnya didukung oleh Iran kemudian mengikuti arahannya,” kata Julie M. Norman, profesor di tempat tempat bidang urusan kebijakan pemerintah kemudian hubungan internasional dalam UCL, dikutip Newsweek, Selasa (25/6/2024).
Dari segi persenjataan, Hizbullah juga tambahan kuat dari Hamas. Dengan dana serta pasokan yang tersebut yang besar dari para pendukungnya di dalam tempat Teheran, persenjataan kelompok yang dimaksud digunakan didirikan tahun 1982 ini mencakup roket, rudal, drone, serta senjata anti-kapal yang yang disebut canggih, mengalahkan Hamas yang mana yang cuma berfokus pada rudal kemudian misil kecil serta peledak.
Israel yakin Hizbullah mempunyai sekitar 150.000 roket serta rudal, termasuk Fateh-110 juga juga Zelzal-2 milik Iran, yang mana mampu menyerang terpencil ke wilayah Israel dengan presisi tinggi. Jumlah ini berjauhan lebih lanjut banyak besar jika dibandingkan Hamas yang digunakan mana belaka miliki 5.000-20.000 stok roket kemudian juga rudal
“Persenjataan yang dimaksud hal tersebut besar serta canggih ini berpotensi menghasilkan sistem pertahanan udara Iron Dome Israel kewalahan jika terjadi perang habis-habisan,” tulis Newsweek.
Kelompok ini juga banyak menggunakan drone buatan Iran seperti Shahed 136 untuk operasi pengintaian kemudian juga ofensif. Alat perang ini pun mampu meningkatkan kemampuan Hizbullah untuk mengumpulkan intelijen juga juga melakukan serangan yang digunakan ditargetkan.
Selain buatan Iran, persenjataan Hizbullah juga mencakup rudal anti-kapal buatan Rusia, Yakhont serta rudal Silkworm buatan China yang dimaksud dimaksud mempunyai jangkauan sekitar 186 mil. Meskipun superioritas udara Israel sebagian besar masih belum tertandingi, sistem pertahanan anti-pesawat Hizbullah sudah lama mengalami peningkatan yang digunakan hal tersebut nyata.
Dari segi personel, Nasrallah mengeklaim miliki 100.000 pejuang, melebihi 30.000 pasukan yang digunakan dimiliki Hamas. Namun layaknya Hamas, kelompok ini sudah mengembangkan jaringan terowongan yang mana dimaksud luas di area tempat Lebanon Selatan, memberikan keuntungan strategis lalu juga perlindungan terhadap serangan udara Israel.
“Strategi militer Hizbullah melibatkan pengaplikasian amunisi berpemandu presisi kemudian rudal berdaya ledak tinggi yang mana yang disebut merupakan ancaman signifikan terhadap sasaran tertentu melebihi roket serta mortir yang tersebut mana kurang canggih yang digunakan mana dilemparkan ke Israel oleh Hamas,” tulis Newsweek.