Jakarta,REDAKSI17.COM – Raja Yordania Abdullah II mengatakan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pertemuan pribadi pada Senin (6/5/2024) bahwa serangan Israel pada Rafah akan menyebabkan “pembantaian baru” terhadap warga sipil Palestina lalu juga mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera.
“Raja memperingatkan dampak serangan darat Israel pada Rafah, yang hal tersebut dapat menyebabkan konflik regional,” kata sebuah pernyataan dari istana kerajaan Yordania setelah Abdullah makan siang bersama Biden di tempat tempat Gedung Putih, dilansir Reuters.
Israel melancarkan serangan udara dalam Rafah pada Senin serta mengajukan permohonan warga Palestina untuk mengevakuasi bagian-bagian kota tersebut, tempat lebih tinggi banyak dari satu jt orang terpaksa mengungsi akibat perang tujuh bulan.
Pada Minggu, Hamas kembali menegaskan tuntutannya untuk mengakhiri perang dengan imbalan pembebasan sandera, kemudian Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan tegas mengesampingkan hal tersebut. Hamas juga menyerang penyeberangan Kerem Shalom menuju Gaza, yang digunakan menurut Israel menewaskan tiga tentaranya.
Dalam panggilan telepon pada Senin dengan Perdana Menteri Israel Benjmain Netanyahu, Biden menekan Netanyahu untuk bukan melanjutkan serangan militer Israel skala besar dalam Rafah. Presiden AS sudah pernah vokal dalam tuntutannya agar Israel tidak ada ada melakukan serangan darat di tempat dalam Rafah tanpa rencana untuk melindungi warga sipil Palestina.
Pernyataan Yordania mengatakan Abdullah dalam pertemuannya dengan Biden “memperingatkan bahwa serangan Israel di area dalam Rafah, tempat 1,4 jt warga Palestina menjadi pengungsi internal akibat perang dalam Gaza, mengancam akan mengarah pada pembantaian baru.”
“Yang Mulia menekankan pentingnya semua upaya untuk segera mencapai gencatan senjata dalam tempat Gaza,” katanya.
“Raja juga presiden AS menegaskan komitmen merek untuk berupaya mencapai gencatan senjata yang digunakan berkelanjutan di area dalam Gaza, menekankan pentingnya memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan yang mana berkelanjutan ke Jalur Gaza mengingat kebutuhan yang mana digunakan sangat mendesak.”
Pemerintahan Biden serta para pejabat Israel masih berselisih mengenai rencana serangan militer Israel di area dalam kota Rafah dalam tempat Gaza selatan, pada tempat mana Israel memerintahkan warga Palestina untuk mulai mengevakuasi beberapa bagian pada hari Senin.
Biden terakhir kali bertemu Raja Abdullah di area area Gedung Putih pada Februari lalu kedua sekutu lama itu mendiskusikan beberapa orang tantangan yang digunakan mana berat, termasuk ancaman serangan darat Israel pada Gaza selatan juga penderitaan warga sipil Palestina.
Yordania serta negara-negara Arab lainnya sangat kritis terhadap tindakan Israel serta juga menuntut gencatan senjata sejak pertengahan Oktober ketika korban sipil mulai meroket.
Perang dimulai setelah Hamas mengejutkan Israel dengan serangan lintas batas pada 7 Oktober yang tersebut menewaskan 1.200 orang lalu 252 sandera, menurut penghitungan Israel.
Lebih dari 34.600 warga Palestina tewas lalu tambahan banyak dari 77.000 orang terluka dalam serangan Israel, menurut kementerian kesehatan Gaza.





