Home / Daerah / ITF Bawuran Segera Mulai Uji Coba, Wujud Kolaborasi Pengelolaan Sampah di DIY

ITF Bawuran Segera Mulai Uji Coba, Wujud Kolaborasi Pengelolaan Sampah di DIY

Bantul,REDAKSI17.COM (11/03/2025) – Pemda DIY melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY,  melakukan pencanangan kolaborasi pengelolaan sampah sekaligus memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 Tingkat DIY di Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran, Pleret, Bantul pada Selasa (11/03). Genap setahun, fasilitas pengelolaan sampah terpadu ITF Bawuran berkapasitas pengolahan 50 ton sampah residu telah selesai dikerjakan dan akan mulai uji coba. Direncanakan mulai beroperasi penuh awal April 2025 mendatang untuk melayani pengolahan sampah dari wilayah DIY. Kehadiran ITF Bawuran diharapkan dapat menjadi salah satu solusi penuntasan permasalahan pengelolaan sampah di DIY.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono membacakan sambutan Gubernur DIY mengatakan sangat disadari, pengelolaan sampah yang selama ini terjebak dalam paradigma kumpul-angkut-buang telah membuat Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) menjadi penuh sesak sebelum waktunya. Bukan sekadar penuh, tapi juga berdampak buruk bagi lingkungan, maka perlu beralih dari pola lama ke paradigma baru, yaitu pola sirkular yang cerdas dan berkelanjutan.

“Hari ini, menjadi momentum emas bagi DIY melangkah maju dengan menerapkan desentralisasi penuh pengelolaan sampah di seluruh kabupaten dan kota. Ini adalah langkah besar yang menuntut komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat. Karena kita percaya
pengelolaan sampah yang efektif bukan tugas satu pihak saja, melainkan kolaborasi nyata dari semua kalangan,” tutur Beny.

Hadir dalam HPSN bertema Kolaborasi untuk DIY Bersih tersebut Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih dan sejumlah jajarannya, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan Wakil Walikota Wawan Harmawan, Forkopimda Bantul serta sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemda DIY. Turut hadir perwakilan perguruan tinggi dan universitas antara lain Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Muchlas, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM, Arie Sujito, para pemerhati lingkungan serta tamu undangan lainnya.

Beny mengajak seluruh akademisi, aktivis lingkungan, komunitas peduli lingkungan, pelaku usaha kreatif, asosiasi profesional, hingga setiap individu warga DIY untuk menjadi agen perubahan lingkungan. Selanjutnya menghidupkan budaya ramah lingkungan melalui prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai gaya hidup keren masa kini, sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

“Mari jadikan HPSN 2025 bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan titik awal perubahan nyata menuju DIY yang bersih, sehat, dan lestari. Kita tanamkan semangat eco-lifestyle dalam keseharian kita, agar warisan bumi yang lebih baik dapat kita serahkan kepada generasi mendatang. Terima kasih atas perhatian, semangat, dan komitmen kita semua. Mari bersama-sama ciptakan DIY Bersih, DIY Hijau, DIY yang Membanggakan!,”

Lebih lanjut Beny menyebut uji coba ITF Bawuran merupakan komitmen dalam penyelesaian masalah sampah di DIY. Dengan harapan sampah yang datang ke ITF tersebut sudah terpilah sehingga bisa langsung menjalani pemrosesan. Sehingga ini adalah komitmen bersama untuk memastikan layanan publik terkait pengelolaan sampah se-DIY bisa berjalan.

Terkait belum maksimalnya operasional ITF Bawuran, Beny memakluminya karena semuanya harus berproses. Mengingat jika ITF Bawuran sudah maksimal penanganan sampah di Kota Yogyakarta bisa tertangani. “Tentu hari ini tidak serta merta berproses karena harus melalui sejumlah uji coba. Namun jika bisa berjalan, sebagian penanganan sampah di Kota Yogyakarta akan dapat menggunakan fasilitas di sini, tentu semua itu dengan kerja sama dengan pengelola ITF Bawuran,” imbuhnya.

Kepala DLHK DIY, Kusno Wibowo menyatakan pencanangan kolaborasi pengelolaan sampah dimaksudkan untuk meneguhkan komitmen bersama dalam melaksanakan kebijakan transformasi pengelolaan sampah di DIY.
Kegiatan ini bertujuan menyuntikkan energi positif untuk melanjutkan serta mengembangkan pengelolaan lebih baik serta momentum bersama melakukan perbaikan pengelolaan sampah di DIY.

“Sudah ada komitmen bersama antara pemerintah kabupaten dan kota di DIY untuk melakukan pengelolaan sampah mandiri di tingkat kabupaten dan kota pada 2024 lalu. Namun harus kita sadari bersama, dari hasil evaluasi yang dilakukan masih banyak timbunan sampah yang belum dapat terolah di sekitar kita atau diolah dengan cara-cara yang belum sesuai ketentuan atau ramah lingkungan,” terangnya.

Untuk itu, Kusno menekankan perlu memperkuat kolaborasi sehingga Pemda DIY menggandeng lebih banyak pihak untuk mempercepat proses transformasi pengelolaan sampah. Antara lain menggandeng perguruan tinggi atau universitas, pengelola sampah mandiri yang selama ini telah berperan aktif untuk mengelola sampah dari lingkungan terkecil dan sebagainya.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, ITF Bawuran merupakan salah satu upaya dalam menyelesaikan permasalahan sampah. ITF tersebut telah mendapatkan izin lingkungan berupa UKL-UPL dari DLH Kabupaten Bantul untuk membakar 50 ton sampah residu per hari yang merupakan sekitar 15 persen dari total timbunan sampah harian Bantul yang mencapai 330 ton. Sampah yang masuk ITF Bawuran akan dipilah lalu akhirnya dimusnahkan melalui insinerator.

“Dengan cara ini, kami berharap dapat mempercepat target Bantul bebas sampah 2025. Dengan sisa kapasitas yang ada, kami membuka peluang kerja sama dengan Kota Yogyakarta dan Sleman, sehingga seluruh kapasitas ITF Bawuran dapat dimanfaatkan secara optimal,” tegasnya.

Sementara itu Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengutarakan kehadiran ITF Bawuran merupakan salah satu solusi penting bagi penanganan sampah di DIY khususnya Kota Yogyakarta, sehingga pihaknya ingin bekerjasama dengan Pemkab Bantul. Fasilitas ini menjadi outlet utama bagi Pemkot Yogyakarta dalam mengelola sampah, karena pihaknya hanya mampu menyelesaikan sekitar 150 ton dari total 300 ton sampah per hari.

Direktur PD Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka mengungkapkan sebelumnya mesin insinerator ITF Bawuran telah melalui uji emisi dengan hasil semua parameter berada di bawah baku mutu lingkungan. Pihaknya telah menyalakan mesin di ITF Bawuran sejak hari Minggu (09/03) dan mulai dicoba hingga maksimal untuk memproses sampah mulai Selasa (11/03). Uji coba itu merupakan bagian dari commissioning test yaitu pengujian untuk memastikan sistem, peralatan dan instalasi berfungsi sesuai dengan spesifikasi.

“Kita pastikan di awal April sudah bisa menerima sampah setelah uji coba selesai. Adapun tonase sampah yang diolah akan dinaikkan bertahap. Jadi uji coba belum langsung 50 ton, tapi berproses supaya efektif polanya termasuk jika perlu perbaikan sehingga bisa maksimal 50 ton. Tarif pengelolaan sampahnya Rp460.000 per ton, tetapi tarif tesebut masih akan diformalkan agar seragam,” pungkas Yuli.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *