Home / Teknologi / Jadwal Kiamat Terungkap, 15.000 Ilmuwan Jadi Saksinya

Jadwal Kiamat Terungkap, 15.000 Ilmuwan Jadi Saksinya

Jadwal Kiamat Terungkap, 15.000 Ilmuwan Jadi Saksinya

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Belakangan ini tengah beredar sebuah kabar mengerikan dari para ilmuwan. Mereka sudah lama merilis adanya jadwal hari kiamat yang akan segera terjadi pada area bumi.

Menurut dia dampak buruknya semakin nyata lalu mengakibatkan bencana global yang tersebut sangat besar pada akhir abad ini.

Sebuah makalah baru diterbitkan dalam jurnal BioScience lalu sudah ditandatangani bersama oleh lebih tinggi tinggi dari 15.000 ilmuwan pada 161 negara.

Belasan ribu ilmuwan hal itu memperingatkan bahwa kehidupan dalam Bumi sedang terancam serta bergerak makin cepat menuju ‘kiamat’.

“Selama beberapa dekade, para ilmuwan secara konsisten memperingatkan masa depan yang digunakan ditandai dengan kondisi iklim ekstrem sebab meningkatnya suhu global yang tersebut digunakan disebabkan oleh aktivitas manusia yang digunakan mana melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer,” tulis makalah tersebut, dikutip dari Futurism, beberapa waktu lalu.

“Sayang, waktunya sudah habis,” imbuh penelitian tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, peneliti pascadoktoral Oregon State University (OSU) lalu juga salah satu penulis utama studi Christopher Wolf menyampaikan makalah hal itu sambil mengungkap strategi mitigasi yang tersebut besar.

“Kita sedang menuju kemungkinan runtuhnya sistem alam serta sosial-ekonomi juga dunia dengan panas yang tersebut tak tertahankan lalu kekurangan sumber daya alam, makanan juga air bersih,” kata Wolf.

Dalam studi tersebut, postdoc OSU kemudian 11 rekan penulis lainnya memasukkan banyak poin data mengejutkan yang menunjukkan bahwa pada tahun 2023, banyak rekor iklim dipecahkan dengan margin yang digunakan dimaksud sangat besar.

Para penulis menunjuk secara khusus seperti musim kebakaran hutan Kanada yang dimaksud sangat berpartisipasi tahun ini. Peneliti mengatakan bahwa kejadian ini menunjukkan titik kritis menuju rezim kebakaran baru, yang dimaksud mana bisa saja jadi dibilang merupakan salah satu kalimat akademis paling menakutkan yang digunakan dimaksud pernah ditulis.

Profesor kehutanan terkemuka pada OSU, William Ripple, yang dimaksud merupakan salah satu penulis penelitian ini, menambahkan bahwa tahun ini sudah terjadi membawa pola yang tersebut dimaksud sangat mengkhawatirkan. Pola yang tersebut disebut tentu bukan kabar yang dimaksud menggembirakan, sebab manusia cuma berbuat sedikit untuk memperbaiki keadaan.

“Kami juga cuma semata menemukan sedikit kemajuan yang dimaksud digunakan sanggup dilaporkan terkait upaya umat manusia dalam memerangi perubahan iklim,” kata Ripple dalam pernyataannya.

Seperti banyak ilmuwan sebelumnya, 12 penulis studi serta ribuan penandatangan studi hal itu tiada belaka menunjuk pada industri material bakar fosil yang dimaksud digunakan sangat berpolusi. Tetapi juga perwakilan pemerintah yang digunakan digunakan mensubsidi merek sebagai salah satu akar penyebab efek bola salju iklim ini.

Menurut makalah tersebut, antara tahun 2021 kemudian 2022, subsidi substansi bakar fosil meningkat dua kali lipat dari US$531 miliar menjadi lebih besar banyak dari US$1 triliun. Perlu dicatat bahwa jumlah total total itu cuma terjadi dalam tempat Amerika Serikat, belum negara yang dimaksud dimaksud lain.

“Kita harus mengubah perspektif kita mengenai darurat iklim dari sekedar isu lingkungan hidup yang digunakan terisolasi menjadi ancaman yang yang sistemik juga eksistensial,” tulis para penulis makalah tersebut.

Peneliti mengatakan, beralih dari komponen bakar fosil, serta memerangi konsumsi berlebihan oleh orang-orang kaya adalah hal yang mana dimaksud harus dilakukan.

Dua hal pertama itu perlu dijalani untuk mencegah bencana lebih lanjut besar lanjut sebelum abad ke-21 berakhir pada 2100 mendatang atau 77 tahun lagi.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *