Home / Ekonomi dan Bisnis / Jangan Ketinggalan! Ramalan Harga Emas Jelang Tahun Baru

Jangan Ketinggalan! Ramalan Harga Emas Jelang Tahun Baru

Jakarta,REDAKSI17.COM – Penguatan diramal bakal terus terjadi pada pergerakan harga emas jelang tahun baru 2026. Harga emas diprediksi bisa mendekati level Rp 2,7 juta per gram hingga 31 Desember 2025 besok.
Hal ini merupakan prediksi dari Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi. Dia memperkirakan dari Senin hingga Rabu besok, atau 3 hari kerja terakhir di tahun 2025, harga emas akan bergerak menguat di level Rp 2,6 jutaan dan menyentuh Rp 2,7 jutaan jelang habisnya tahun ini.

“Kemungkinan besar sampai akhir tahun harga logam mulia akan menyentuh level Rp 2,7 juta atau mendekati Rp 2,7 juta,” ujar Ibrahim dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (28/12/2025).

Dia memperkirakan kalaupun ada sentimen tiba-tiba yang membuat harga emas turun nilainya tidak akan besar, dalam prediksinya berada di rentang Rp 2,57 juta hingga Rp 2,6 juta.

Dua faktor utama jadi pendorong kuatnya harga emas jelang Tahun Baru. Pertama, faktor konflik geopolitik yang masih cukup memanas. Ibrahim menyoroti ada dua potensi konflik yang bisa dipicu AS, konflik dengan Nigeria dan juga Venezuela.

Masalahnya adalah keduanya adalah negara penghasil minyak. Jika konflik pecah, investor kemungkinan akan mencari instrumen safe haven macam emas.

Selanjutnya, faktor kedua menguatnya harga emas karena melemahnya nilai tukar Dolar. Kemungkinan sampai akhir tahun ini Dolar kurang bertenaga.

“Ada 2 faktor yang mempengaruhi, itu adalah faktor geopolitik, yang kedua adalah pelemahan indeks dolar,” ujar Ibrahim.

Dolar Melempem

Jika emas terus menguat, lain ceritanya dengan nilai tukar Dolar AS. Ibrahim memprediksi Dolar bakal mengalami pelemahan jelang tahun baru 2026.

Pada 3 hari kerja terakhir di 2025 yang dimulai besok, indeks Dolar diprediksi melemah hingga US$ 97,57 paling rendah. Bila dilihat nilai tukarnya terhadap rupiah, Dolar diprediksi akan bergerak di level Rp 16.740 – 16.820.

Data terakhir, Dolar mengalami pelemahan ke level Rp 16.700-an pada hari Rabu kemarin, sehari sebelum libur panjang.

“Untuk indeks dolar kemungkinan melemah di akhir tahun hari Senin sampai hari Rabu kemungkinan besar supportnya 97,579. Kemudian resistennya di 98,398,” ujar Ibrahim.

Melemahnya indeks Dolar didorong oleh data perekonomian AS terus melemah, utamanya adalah inflasi yang makin rendah. Kemungkinan besar hal ini dapat memicu Bank Sentral AS untuk menurunkan suku bunga dan membuat Dolar AS sebagai instrumen investasi turun nilainya.

“Ini indikasi bahwa di awal-awal tahun 2026 ada kemungkinan besar Bank Sentral Amerika akan kembali menurunkan sebuah bunga, walaupun sebelumnya Powell sendiri mengatakan bahwa di tahun 2026 kemungkinan hanya menurunkan sebuah bunga satu kali,” ujar Ibrahim.

Belum lagi, Ibrahim juga bilang bank sentral AS akan berubah petingginya yang memungkinkan akan menuruti kata Presiden Donald Trump untuk memberikan suku bunga rendah dalam rangka menggenjot perekonomian.

“Bulan April akan ada pergantian Ketua The Fed ya. Kemungkinan besar akan mengikuti gerak langkah yang diinginkan oleh Trump. Nah sehingga pasar optimis bahwa Bank Sentral Amerika kemungkinan besar masih akan menurunkan sebuah bunga di awal-awal tahun 2026,” papar Ibrahim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *