Gunungkidul,REDAKSI17.COM — Bupati Gunungkidul menghadiri kegiatan Jaring Aspirasi Masyarakat yang diselenggarakan oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Daerah Istimewa Yogyakarta, R.A. Yashinta Sekarwangi Mega, di Bangsal Sewokoprojo, Sabtu (12/04). Kegiatan ini dirangkai dengan aksi kemanusiaan berupa Bakti Sosial Pembagian Kacamata gratis bagi masyarakat.
Acara ini merupakan bentuk kolaborasi antara Yayasan Indonesia Melihat Nusantara, Karang Taruna Kabupaten Gunungkidul, serta mitra strategis seperti Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) Pengda DIY, Akademi Optometri Yogyakarta (AKTRIYO), Poltekkes Ummi Khasanah Bandung, dan STIKes Dharma Husada Bandung.
Dalam sambutannya, Bupati Gunungkidul menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya Karang Taruna Kabupaten Gunungkidul yang dinilai aktif dan berdampak luas melalui kegiatan sosial
“Kegiatan ini selaras dengan visi Kabupaten Gunungkidul untuk mewujudkan daerah yang adil, makmur, lestari, dan berkeadaban. Salah satu program strategis yang kami dorong adalah Tani Makmur & UMKM Berdaya yang berfokus pada peningkatan produktivitas sektor unggulan seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata berbasis masyarakat,” jelas Bupati.
Kegiatan ini juga membuka ruang penyampaian aspirasi dari Karang Taruna, antara lain terkait anggaran 2,5% yang diberikan kepada Karangtaruna sebagian besar habis untuk kebutuhan operasional, serta keresahan terkait maraknya judi online dan pinjaman online (pinjol) di kalangan anak muda.
Menanggapi hal tersebut, Bupati menjelaskan kondisi keuangan daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp350 miliar, sementara Belanja Daerah mencapai Rp2,1 triliun. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas pihak.
“Karang Taruna harus mampu berinovasi. Seperti di Ngunut, mereka budidaya jamur dan menanam tanaman holtikultura. Kita gunakan akal dan kecerdasan untuk solusi. Jadikan Karang Taruna pelopor ketahanan organisasi dan pangan,” ujar Bupati.
Dalam kesempatan yang sama Yashinta juga menanggapi aspirasi tersebut,iya menyampaikan bahwa tindakan pencegahan dengan sosialisasi literasi keuangan merupakan hal yang penting. Menurutnya, masih maraknya pinjol illegal merupakan akibat dari rendahnya literasi keuangan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menyikapi fakta tersebut, Yashinta menawarkan metode baru yaitu ‘Gethok Tular’ atau dari ‘mulut ke mulut’ apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
“Saya menawarkan metode gethok tular agar peningkatan literasi keuangan bisa lebih efektif dan efisien. Jadi saya dan pihak OJK akan turun langsung memberikan literasi kepada masyarakat . Kemudian mereka diberi tugas untuk menyampaikan literasi keuangan pada saat acara bersama seperti kerja bakti, arisan, dan kegiatan poskamling.” ujar anggota DPD RI DIY termuda tersebut.
Gethok tular sejatinya merupakan budaya masyarakat nusantara dalam berinteraksi. Sebagai seorang politisi muda yang memiliki misi pelestarian kebudayaan, Yashinta meyakini bahwa gethok tular merupakan suatu kearifan lokal sejak dahulu kala yang mampu menjawab tantangan modern seperti pinjol.
Sebagai penutup, Yashinta membuka ruang aspirasi yang lebih luas untuk anak muda melalui situs www.yashintasekarwangi.com sebagai sarana menyampaikan ide, masukan, dan permasalahan masyarakat secara langsung kepada dirinya.