Jakarta,REDAKSI17.COM – Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia atau ‘International Day to Combat Islamophobia’ diperingati setiap tahun di dalam dalam tanggal 15. Tujuannya untuk mengingatkan semua orang bahwa aksi terorisme yang tersebut hal tersebut terjadi dalam berbagai belahan dunia bukan ada kaitannya dengan agama tertentu.
Pada peringatan tahun ini, Presiden AS Joe Biden terang-terangan mengakui Islamofobia atau kebencian terhadap umat Islam kembali membludak sejak Perang Gaza antara kelompok Hamas lalu Israel meletus pada 7 Oktober 2023.
“Kekerasan yang dimaksud sering dihadapi umat Islam pada seluruh dunia dikarenakan keyakinan agama dia serta kebangkitan kembali Islamofobia usai perang dahsyat dalam tempat Gaza,” kata dia dalam sebuah pernyataan yang tersebut dirilis oleh Gedung Putih, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (16/3/2024).
“Islamofobia bukan mempunyai tempat di tempat tempat negara kita. Namun umat Islam pada Amerika Serikat sering kali mengalami rasa takut yang dimaksud yang disebut tidaklah berdasar, diskriminasi terang-terangan, pelecehan, serta kekerasan dalam kehidupan sehari-hari mereka,” ia menambahkan.
Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan pihaknya menerima 3.578 pengaduan terkait anti-Muslim juga anti-Palestina sepanjang 2023. Angka itu naik 178% dari tahun sebelumnya.
Kelompok Hak Asasi Manusia menyamakan kebangkitan Islamofobia usai Perang Gaza meletus dengan insiden serangan dalam AS pada 11 September 2001.
Sebelumnya, pada 2023 lalu, Biden juga pernah memberi wejangan agar tak menyebarkan kebencian terhadap umat Islam.
Menurut dia, AS harus tetap menjadi ‘mercusuar bagi dunia’ juga mempertahankan nilai saling menghormati kepada sesama manusia.
“Kita harus, tanpa keraguan, mengecam anti-Semitisme. Kita juga harus tanpa keraguan, mengecam Islamofobia. Kepada kalian semua yang digunakan terluka, saya ingin kalian tahu bahwa saya melihat kalian,” kata dia kala itu.
