GONDOMANAN,REDAKSI17.COM – Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, kembali mengikuti kegiatan Jogja Cling yang diselenggarakan oleh Kodim 0734/Kota Yogyakarta, Sabtu (8/11). Kali ini kegiatan reresik (kerja bakti) tersebut menyasar kawasan Pasar Sore Malioboro, salah satu pusat wisata belanja dan kuliner di jantung Kota Yogyakarta.
Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan diikuti oleh jajaran Kodim 0734 Kota Yogyakarta, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan), Dinas Perdagangan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta mantan Wali Kota Yogyakarta Hery Zudianto.
Dalam kesempatan itu, Hasto menyempatkan menyapa sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Pasar Sore. Ia mengapresiasi semangat gotong royong warga dan berbagai komunitas dalam menjaga kebersihan lingkungan Malioboro.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo saat melakukan kunjungan dan reresik ke PKL Pasar Sore Malioboro.

“Semangat Jogja Cling dan Mas Joss ini bagian dari gerakan penting untuk mengubah perilaku menjaga kebersihan. Sampah yang ada di sekitar Pasar Sore kami harap ke depan bisa dipilah dan dikelola lebih baik,” jelas Hasto.
Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga ketertiban dan keindahan kawasan wisata Malioboro, yang merupakan wajah Kota Yogyakarta.
Selain soal kebersihan, Hasto menyinggung semangat Hari Pahlawan yang akan diperingati dua hari lagi yang jatuh pada tanggal 10 November 2025.
Ia menyampaikan rasa hormat kepada para veteran yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa, serta mengajak masyarakat menjadi pahlawan masa kini di bidang ekonomi.
“Para veteran berjuang agar kita bisa berdaulat secara politik. Kini tugas kita melanjutkan perjuangan itu dengan berdikari dalam bidang ekonomi. Harusnya muncul banyak pahlawan baru yang membangun ekonomi kerakyatan,” ungkapnya.

Kegiatan ini diikuti oleh jajaran Kodim 0734 Kota Yogyakarta, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan), Dinas Perdagangan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta mantan Wali Kota Yogyakarta Hery Zudianto.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menjelaskan, pihaknya terus memperkuat pengawasan dan pengelolaan kebersihan kawasan Malioboro. “Kami punya petugas kebersihan, petugas vegetasi, serta tenaga teknis yang membantu menjaga kebersihan. Selain itu, ada teman-teman dari Jogo Maton untuk pengawasan aktivitas di sepanjang Tugu Malioboro hingga Titik Nol,” ujarnya.
Menurut Yetti, pengaturan aktivitas masyarakat di kawasan tersebut sudah jelas, termasuk untuk larangan merokok, pedagang asongan, pijat, dan aktivitas pengamen di luar titik yang ditentukan. “Semua aktivitas di sepanjang Malioboro harus sesuai aturan agar tetap tertib, bersih, dan nyaman bagi pengunjung,” katanya.
Ia menambahkan, khusus di Pasar Sore, masih ditemukan beberapa pelaku usaha yang belum disiplin dalam mengelola sampah. “Sampah masih ada yang dibuang sembarangan atau tidak dipilah. Ini yang akan kami optimalkan. Edukasi juga perlu diberikan pada penjual dan pembeli agar sama-sama menjaga kebersihan,” ujarnya.

Pada kesempatan ini mantan Wali Kota Yogyakarta Hery Zudianto juga mengikuti kegiatan tersebut.

Selaras dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, menekankan pentingnya menjaga Malioboro agar tetap menjadi daya tarik utama wisatawan.
“Evaluasi hari ini fokus pada pengelolaan sampah. Sudah ada kemajuan, tapi masih perlu ditingkatkan. Intinya, Malioboro harus tetap menjadi magnet utama pariwisata Kota Yogyakarta,” kata Wahyu.
Ia juga mengajak seluruh pelaku usaha dan masyarakat di kawasan Malioboro untuk bersama-sama menjaga citra kawasan tersebut.
“Sebagai warga dan pelaku usaha di Malioboro, kita harus menjaga agar Malioboro tetap cantik, bersih, dan menawan. Dengan begitu, wisatawan akan terus datang ke Kota Yogyakarta,” ujarnya.