Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Program Jogja Sapa Lansia tahap 2 resmi dimulai pada 24 September 2025 dan akan berlangsung hingga akhir November 2025. Program ini merupakan upaya Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia, terutama yang berada dalam kondisi tirah baring.

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, Indrawati, menegaskan bahwa tujuan program ini tetap sama dengan tahap sebelumnya, yakni meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan lansia, memberikan edukasi kepada pendamping, serta mengurangi keterlantaran.

“Perbedaannya, kalau tahap pertama lebih banyak melibatkan mahasiswa, kali ini menggandeng organisasi profesi kesehatan dan lembaga layanan. Jadi harapannya lebih tertata karena perawat, bidan, dan LPK dari lembaga sudah memiliki kapasitas di bidangnya masing-masing,” jelas Indrawati saat ditemui di kantornya, Kamis (25/9).

Dokumentasi Dinsosnakertrans; Pembekalan Jogja Sapa Lansia Tahap 2, Rabu (24/9).

Ia menyebutkan organisasi yang terlibat dalam Jogja Sapa Lansia tahap II yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), LPK Insan Medika Academy, serta mahasiswa Stikes Bethesda. Mereka dibagi untuk melakukan pendampingan di empat lokasi, yaitu Kemantren Ngampilan, Kraton, Gondomanan, dan Kelurahan Rejowinangun.

Kepala Seksi Pemberdayaan Sumber Daya Kesejahteraan Sosial, Ragil Destiana, merinci jumlah relawan yang terjun terdiri atas 68 perawat dari PPNI, 30 orang dari LPK Insan Medika, 6 bidan dari IBI, serta 44 mahasiswa Stikes Bethesda.

“PPNI bertugas di Ngampilan dan Kraton, LPK di Gondomanan, sedangkan IBI bersama Stikes Bethesda di Rejowinangun,” ujarnya.

Jumlah lansia yang menjadi sasaran kunjungan mencakup 22 orang di Ngampilan, 39 orang di Kraton, 13 orang di Gondomanan, dan 23 orang di Rejowinangun. Ragil menyebutkan data tersebut berasal dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Dokumentasi Dinsosnakertrans kunjungan Jogja Sapa Lansia Tahap 1 ke rumah lansia tirah baring

Ragil menjelaskan setiap lansia akan mendapatkan minimal tiga kali kunjungan yang meliputi pengecekan kesehatan dasar seperti pemeriksaan tensi, gula darah, dan kolesterol, sekaligus asesmen kebutuhan lansia, termasuk kemungkinan bantuan alat bantu seperti kursi roda. Edukasi juga diberikan kepada keluarga atau pendamping terkait cara merawat lansia tirah baring agar tetap sehat dan nyaman.

Ia juga mengungkapkan bahwa Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta turut mendukung dengan menyiapkan format laporan serta meminjamkan peralatan pemeriksaan kesehatan kepada relawan. Sementara PPNI sudah memiliki perangkat medis sendiri, sehingga hanya membutuhkan dukungan reagen dari Puskesmas.

“Targetnya sederhana lansia dikunjungi, dikaruhke atau disapa, dicek kesehatannya. Jadi tidak hanya soal home care, tapi juga memastikan mereka tetap diperhatikan,” tambah Ragil.