Jakarta, REDAKSI17.COM – Presiden Jokowi sangat optimis dengan kondisi dunia usaha 2024 yang mana dimaksud tinggal beberapa hari lagi akibat indikator-indikator yang mana ada sangat positif. Namun, Jokowi tetap mengingatkan perihal kewaspadaan.
“Namun kalau orang Jawa bilang harus selalu Eling Lan Wospado (Hati-hati lalu waspada), ketidakpastian global masih berlanjut, konflik dalam Timur Tengah yang dimaksud dimaksud mampu jadi picu kenaikan nilai tukar minyak global juga kemungkinan masih ada,” kata di Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia dalam St Regis, Jumat (22/12/2023).
Namun, Jokowi mengatakan dari informasi Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa ada indikasi nilai tukar jual minyak tidaklah akan lagi bergejolak tak seperti sebelumnya, yang tersebut dimaksud harus disyukuri.
“Volatilitas nilai terutama pangan ini yang digunakan digunakan harus kita hati-hati,” katanya.
Presiden Jokowi sebelumnya menegaskan dalam memasuki tahun 2024 Indonesia tak punya alasan untuk tak optimistis. Hal ini lantaran melihat kondisi urusan urusan politik maupun ekonomi.
“Pertama alasan ekonomi, kita tahu dalam sepanjang triwulan tahun 2023 kegiatan ekonomi Indonesia masih tumbuh di tempat dalam kisaran 5 persen, jarak sangat jauh lebih lanjut besar tinggi dari rata-rata global yang dimaksud belaka tumbuh 2,9 persen. Ini patut kita syukuri Alhamdullilah,” kata Jokowi.
Selain itu kata Jokowi, inflasi Indonesia sekitar 2,86 persen, sedangkan negara-negara lain sangat kesulitan menjaga inflasi. Inflasi Indonesia ini sangat di dalam dalam bawah rata-rata inflasi global yang tersebut berkisar 7,2 persen.
Selain, itu indikator-indikator lain juga baik penyerapan tenaga kerja naik 4,15 jt orang dari Agustus 2022 ke 2023. Selain itu, PMI manufaktur November 2023 masih berada dalam dalam level ekspansif yaitu 51,7.
Juga neraca perdagangan masih surplus serta sudah surplus 43 bulan berturut-turut. Indeks keyakinan konsumen pada November juga berada dalam nomor 123,6.
