Home / Nasional / Jreng! JK Sebut 90% Kekayaan Nikel RI Dikuasai China

Jreng! JK Sebut 90% Kekayaan Nikel RI Dikuasai China

Jreng! JK Sebut 90% Kekayaan Nikel RI Dikuasai China

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Wakil Presiden Ke-10 juga ke-12 Indonesia yakni Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa banyak kekayaan Indonesia yang digunakan dimaksud diambil oleh negara lain, termasuk China. Ia menyoroti bagaimana seharusnya Indonesia bersikap percaya diri juga juga berjuang dalam penguasaan teknologi.

“Kenapa kita selalu tak percaya diri, kita bicara banyak hal, kita bicara nikel, 90% nikel ini dikuasai China sebab merekan selalu menganggap teknologi adalah mereka. Kita selalu biaya diri rendah, seakan-akan tak ada mampu menguasai teknologi,” katanya dalam Economix FISIP UI, Senin (27/11/23).

Padahal, lanjutnya, Indonesia miliki sumber daya alam melimpah dalam bersaing dengan banyak negara lain. Indonesia pun mampu mengelola teknologi, misalnya dalam pengolahan serta pemurnian (smelter) bijih mineral. Indonesia diperkirakan akan mengoperasikan 116 smelter pada beberapa tahun mendatang. Jumlah yang dimaksud termasuk smelter yang mana sudah beroperasi, dalam masa konstruksi, kemudian juga direncanakan akan dibangun.

“Perusahaan itu membuktikan bahwa semua sanggup dilaksanakan dengan teknologi serta juga kita mampu menguasai teknologi itu, smelter, apapun, listrik apa pun mampu cuma kita kuasai,” kata JK

JK pun kembali menegaskan perlunya kepercayaan diri dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut.

“Kemajuan itu belaka mampu selama kita punya pengaruh urusan kebijakan pemerintah kemudian penguasaan teknologi. Sekaya apapun negeri, selama Anda nggak menguasai teknologi, maka kita akan dijajah oleh negara yang tersebut digunakan kuasai teknologi lalu kemampuan modal, kemudian percaya diri, tanpa itu bukan akan terjadi,” ujar JK.

Sorotan mengenai dikurasnya SDA Indonesia oleh negara luar bukan semata-mata kali ini saja. Sebelumnya, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri mengungkapkan keuntungan hari program kebanggaan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni perluasan pada Indonesia justru malah dinikmati oleh industri China.

Faisal juga mengatakan bahwa perluasan pada komoditas nikel pada Indonesia yang tersebut dimaksud mana memproses bijih nikel menjadi barang turunan seperti Nickel Pig Iron (NPI) juga fero nikel, sebanyak 99% produknya dikirimkan ke China.

“Kalau pengolahan lanjutan sekedar dari bijih nikel jadi NPI atau jadi fero nikel. NPI serta fero nikel 99% diekspor ke China jadi pengolahan lanjutan Indonesia nyata-nyata menyokong industrialisasi di tempat area China itu dia, luar biasa,” ujar Faisal.

Kendati demikian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman juga Investasi (Kemenko Marves) sempat mengklarifikasi klaim tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi kemudian Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto sempat menjelaskan, Indonesia menikmati nilai tambah dari hilirisasi nikel hingga 53%.

Hal itu melalui perhitungan bahwa dari 100% nilai produk-produk smelter, kontribusi bijih nikel adalah 40%, 12% laba operasi yang mana dimaksud dapat dinikmati investor, serta 48% adalah sumber daya tambahan yang dimaksud hal tersebut perlu dikeluarkan untuk mengolah bijih nikel tersebut.

“Dari 48% bilangan bulat tersebut, 32% dinikmati oleh para pelaku perekonomian dalam dalam negeri dalam bentuk batu bara (untuk listrik), tenaga kerja, juga juga material baku lain. Sehingga hanya saja sekali 16% yang mana dimaksud dinikmati oleh pihak supplier dari luar negeri,” paparnya.

Berdasarkan hitungan tersebut, nilai tambah yang mana dimaksud dinikmati oleh pihak LN (investor juga supplier) adalah 16% ditambah komponen laba operasi 12%, sehingga menjadi 28%.

“Sehingga, nilai tambah yang dimaksud mana dinikmati oleh dalam negeri adalah 32% atau secara proporsi mencerminkan sekitar 53% (32% dibagi 32%+12%+16) dari seluruh nilai tambah diversifikasi nikel. Nilai tambah dalam negeri akan tambahan lanjut besar jika pihak penanam modal asing itu melakukan reinvestasi dalam dalam negeri, tak lagi mendapatkan tax holiday atau bahkan ada keterlibatan penanam modal lokal,” tandasnya.

Dengan begitu, Seto menilai bahwa hitungan yang dimaksud hal tersebut dipaparkan olehnya lebih banyak banyak akurat dibandngkan data yang digunakan mana dipaparkan oleh Faisal.

“Meskipun nomor saya dalam dalam atas adalah estimasi, tapi saya cukup yakin hitungan saya lebih besar banyak akurat dibandingkan klaim Faisal Basri yang mana dimaksud menyebutkan hanya sekali hanya 10% nilai tambah dalam tempat dalam negeri yang tersebut digunakan dinikmati dari diversifikasi nikel ini,” tandasnya.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *