Jakarta,REDAKSI17.COM – Lee Kam Sheung menjadi salah satu pengusaha kuliner sukses yang mana mampu memperoleh kekayaan ratusan triliun akibat suatu kesalahan. Kelalaiannya dalam memasak, hingga madakannya gosong justru membawa berkah lantaran dapat membuatnya kaya raya hingga punya Rp 300 triliun.
Kisah sukses Lee Kam berawal pada 1888, saat dirinya menjalankan kegiatan usaha kedai teh dalam area Nanshui, Provinsi Guangdong, China. Akan tetapi, dia tak hanya saja hanya menawarkan minuman kepada para pelanggannya, melainkan juga sup tiram yang dimaksud tercatat sejarah sangat digemari para pelanggannya.
Dalam menjalankan bisnisnya sehari-hari, Lee cuma cuma orang diri, menimbulkan tugasnya mencakup seluruh pekerjaan, mulai dari memasak, melayani, lalu mengantar pesanan. Karena tugasnya yang tersebut mana banyak itu, permasalahan yang dimaksud akhirnya memproduksi Lee kaya raya pun muncul.
Pada 1888, pelanggan yang dimaksud mana terus berdatangan, menciptakan Lee meninggalkan dapur untuk melayani mereka. Padahal, saat itu ia tengah merebus tiram. Satu per satu tamu dilayani secara penting hingga Lee pun melupakan pekerjaannya di tempat dalam dapur. Sedangkan pada waktu bersamaan rebusan tiram terus mengeluarkan buih tanda sudah matang lalu minta diangkat. Akan tetapi tetap hanya saja itu tak bisa jadi jadi mengalihkan perhatian Lee.
Sampai akhirnya setelah beberapa menit kemudian pada seantero kedai tercium aroma kuat dari dapur disertai asap membumbung tinggi. Orang-orang pun kebingungan. Pada titik inilah, Lee langsung kaget kemudian teringat suatu hal.
“Waduh! Aku kan sedang merebus tiram pada dapur,” kata Lee.
Dia pun bergegas ke dapur, mematikan api serta mengangkat tutup panci. Betapa kagetnya Lee saat melihat rebusan tiramnya sudah berubah bentuk. Airnya sudah berkurang ekstrem juga berubah menjadi coklat gelap. Tiramnya gosong! Tak mampu disajikan ke konsumen.
Meski begitu, Lee tak langsung membuangnya. Dia mencolek cairan kental berwarna coklat itu juga seketika kaget. Dia tak menduga rasanya sangat lezat.
“Sejak itulah lahir saus tiram pertama dalam dunia,” tulis South China Morning Post (SCMP).
Dari kejadian itu, Lee memulai eksperimen. Dia kembali merebus tiram, yang digunakan digunakan kali ini diberi rempah serta juga bumbu, lalu membiarkan hingga airnya sedikit.
Seperti sudah diduga, saat sudah jadi rasanya lebih lanjut banyak lezat. Lee pun menyimpan cairan kental itu dalam bentuk saus. Sesekali dia pakai saus buat campuran resep masakan.
Tak diduga, berkat saus itu pengunjung kedai makin banyak. Malah dari merek ingin membeli saus-nya saja. Dari sinilah, ide bidang bisnis pun muncul. Dia pun membentuk perusahaan saus tiram sendiri bernama Lee Kum Kee dalam tahun 1888.
Setelah dipasarkan, lidah serta masakan orang Asia ternyata sangat cocok apabila dipadukan dengan saus tiram. Alhasil, akibat satu-satunya industri saus tiram, Lee Kum Kee laris manis dalam akhir abad ke-19.
Perusahaan pun sudah beberapa kali berpindah tempat. Dari China, ke Makau, serta menetap dalam tempat Hong Kong sampai sekarang. Setelah Lee Kam Sheung meninggal pada 1932, kegiatan kegiatan bisnis Lee Kum Kee dilanjutkan oleh anaknya.
Sampai sekarang, bidang usaha sudah dijalankan oleh generasi kelima. Sepanjang periode itu sudah banyak perubahan pada lini industri Lee Kum Kee. Meski begitu, perjalanan waktu tak mengubah kelezatan Lee Kum Kee.
“Lee Kum Kee menggunakan pengawasan ketat mengenai rasa kemudian kelangsungan bisnis. Agar tetap bertahan, perusahaan senantiasa menerapkan ajaran falsafah China serta juga Konfusianisme. Inilah kunci sukses Lee Kum Kee bertahan hingga 1 abad lebih,” tulis Fu-Lai Tony Yu juga Diana S. Kwas dalam “The Business Success of Lee Kum Kee” (Global Business Review, 2015).
Dalam situs resmi perusahaan, Lee Kum Kee pada masa sekarang sudah ada pada 100 negara dunia. Lalu bisnisnya pun tak cuma saus tiram, tetapi sudah mencapai 200 komoditas bervariasi.
Setelah popularitas saus tiram Kee mendunia, perusahaan lain pun menyebabkan hal serupa. Akan tetapi, tetap belaka saus tiram merek Lee Kum Kee tak dapat ditandingi.
Sekarang, keluarga Lee tercatat Forbes (2023) sebagai orang terkaya ke-4 pada Hong kong lalu termasuk jajaran orang terkaya Asia. Total hartanya mencapai US$ 19,3 miliar atau hampir Rp 300 Triliun. Semua itu diperoleh dari ketidaksengajaan membiarkan masakan menjadi gosong.