Jakarta, REDAKSI17.COM – Kepala Dinas Kependudukan juga Pencatatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaluddin mengungkapkan penyebab di tempat area balik sulitnya menekan hitungan kemiskinan juga stunting dalam dalam Jakarta.
Menurutnya, hal ini dipicu oleh banyaknya pendatang di area area DKI Jakarta dari daerah lain. Jika dilihat dari data Disdukcapil, pendatang terbanyak ke DKI Jakarta, Bekasi lalu Depok serta Tangerang.
Angka pendatang pada Jakarta mencapai 11.000 orang per bulan pada 2023. Angka ini sebenarnya turun dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 12.000 orang per bulan.
Kemudian, pendatang ini semakin membebani ibu kota oleh sebab itu merek yang tersebut datang tidaklah miliki skill atau keterampilan tertentu.
“Kondisi seperti tadi dampaknya dia tiada punya keterampilan menambah persoalan sosial di tempat area Jakarta, menambah pengangguran, kampung kumuh, penyakit menular kemudian menambah kebutuhan anggaran perlinsos,” ujarnya dalam Forum Mitra Praja Utama 2024, Jumat (17/5/2024).
Tahun ini, DKI Jakarta menganggarkan Rp 17,18 triliun atau hampir 15%-20% dari APBD. “Kalau ini (pendatang) bukan ditata maka belanja sosial akan terus meningkat,” ungkapnya.
Pada Maret 2023, kemiskinan ekstrem Provinsi DKI Jakarta mencapai 0,57%. Angka kemiskinan Provinsi DKI Jakarta per September 2022 tercatat 4,61% mengalami penurunan jika berbeda dengan periode yang mana yang identik tahun 2021 yaitu 4,67%.
Sementara itu, kasus stunting DKI Jakarta pada 2023 mencapai 22.000 kasus. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengklaim sudah menuntaskan sebanyak 9.000 kasus. Dengan demikian, sisanya mencapai 13.000 kasus.