Home / Ekobis / Kabar Gembira! Inflasi AS Melandai, Saatnya IHSG dan Rupiah Berpesta?

Kabar Gembira! Inflasi AS Melandai, Saatnya IHSG dan Rupiah Berpesta?

Kabar Gembira! Inflasi AS Melandai, Saatnya IHSG kemudian Rupiah Berpesta?

 

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasar keuangan kompak menguat pada perdagangan kemarin, Rabu (15/5/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lalu juga rupiah menguat, sedangkan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) turun sebagai indikasi kenaikan harga.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada hari ini. Pergerakan IHSG, rupiah, juga SBN akan dipengaruhi oleh banyaknya data serta jadwal penting hari ini.

Selengkapnya mengenai sentimen serta proyeksi pasar hari ini bisa saja sekadar dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para pemodal juga dapat mengintip jadwal lalu rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri kemudian luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan kemarin, Rabu (15/5/2024) ditutup menguat 1,36% ke level 7.179,83. Mengutip RTI, tercatat turnover IHSG berada dalam tempat bilangan Rp 12,01 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 17,04 miliar lembar, dimana 296 saham naik, 257 turun serta 224 tak berubah.

Berdasarkan data Refinitiv, penguatan IHSG didorong dari kenaikan delapan sektor di dalam dalam mana sektor utilities menjadi sektor dengan pendorong IHSG terbesar mencapai 6,89%, kemudian disusul sektor basic materials sebesar 4,62%.

Saham milik Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) lalu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjadi pendorong terbesar IHSG pada akhir perdagangan kemarin, masing-masing mencapai 27,12 juga juga 22,27 indeks poin.

IHSG berhasil melejit lebih lanjut tinggi dari 1% meskipun data inflasi produsen (producer price index/PPI) Amerika Serikat (AS) periode April 2024 masih cukup panas kemudian pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang mana hal itu mengindikasikan akan memberlakukan kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu yang digunakan yang disebut lama atau higher for longer.

Beralih ke pasar mata uang dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup terapresiasi 0,4% pada bilangan Rp16.025/US$ pada hari ini, Rabu (15/5/2024). Penguatan rupiah ini berbanding terbalik dengan pelemahan kemarin yang tersebut terjadi sebesar 0,09%.

Inflasi produsen AS (PPI) sudah lama dirilis lalu tercatat sebesar naik 0,5% secara month to month/mtm periode April setelah turun sebesar 0,1% pada Maret, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja pada hari Selasa.

Secara tahunan (year on year/yoy), PPI meningkat 2,2% pada April dari 1,8% pada Maret 2024.

Sementara inflasi produsen AS berdasarkan survei Reuters diperkirakan naik 2,2% yoy. Alhasil, data kemarin sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.

Lebih lanjut, inflasi konsumen AS hari ini akan dirilis kemudian diperkirakan sedikit lebih lanjut besar rendah dibandingkan periode Maret 2024 yang tersebut mana berada pada area bilangan 3,5% yoy menjadi 3,4% yoy.

Jika ekspektasi ini sesuai dengan data aktual atau bahkan tambahan rendah dibandingkan yang dimaksud digunakan diekspektasikan, maka pasar akan menyambut positif mengingat prospek penurunan suku bunga bank sentral AS (The Fed) akan semakin besar kemudian tekanan terhadap rupiah akan semakin minim.

Tidak cuma itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah terjadi dikerjakan merilis data neraca perdagangan yang mana mana terpantau kembali surplus bahkan dalam atas konsensus yang digunakan dihimpun oleh CNBC Indonesia.

BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus transaksi berjalan sebesar US$3,56 miliar. Ini adalah surplus ke-48 sejak Mei 2020.

Surplus ini dipicu oleh nilai ekspor Indonesia yang mana masih lebih tinggi banyak tinggi dari pada impor. Nilai ekspor pada April 2024 mencapai US$19,62 miliar. Sementara itu, impor tercatat sebesar US$16,06 miliar.

Hal ini memberikan angin segar bagi pasar keuangan domestik termasuk rupiah yang dimaksud digunakan terpantau mengalami apresiasi.

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun berbalik arah, turun sebesar 0,52% dalam area level 6,932% pada perdagangan Rabu (15/5/2024). Imbal hasil obligasi yang digunakan melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membeli Surat Berharga Negara (SBN).

 

REDAKSI17.COM

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *