Home / Daerah / Kapolda DIY Tegaskan Penyelidikan Kematian Rheza Terus Berjalan dan Transparan

Kapolda DIY Tegaskan Penyelidikan Kematian Rheza Terus Berjalan dan Transparan

Yogyakarta (02/09/2025)REDAKSI17.COM – Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono memastikan penyelidikan atas meninggalnya mahasiswa Amikom, Rheza Sendy Pratama, masih berjalan. Ia menegaskan kepolisian bersama tim dari Jakarta sedang melakukan pendalaman untuk mengungkap kejadian tersebut.

Usai bertemu Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Selasa (02/09), Anggoro menyampaikan bahwa situasi keamanan di Yogyakarta secara umum dalam kondisi kondusif. Namun, kasus Rheza tetap menjadi perhatian khusus.

“Sesuai dengan arahan Ngarsa Dalem, Bapak Gubernur, kami sudah diperintahkan untuk melakukan pendalaman, penyelidikan. Dan ada tim dari Jakarta yang melakukan pendalaman terkait dengan kejadian yang dialami mahasiswa Amikom,” kata Anggoro.

Ia juga menjawab isu soal proses evakuasi Rheza yang terjatuh. Anggoro menegaskan bahwa Rheza dibawa ke dalam untuk mendapat pertolongan medis di tengah situasi gas air mata. “Jadi korban itu diambil dari TKP, dibawa ke dalam untuk diselamatkan. Karena kondisinya dalam keadaan lemah, jadi diangkat, dibawa. Karena situasi gas air mata semua. Rekan-rekan bisa lihat posisinya,” ujarnya.

Reza sempat ditangani oleh kedokteran kepolisian. Namun, karena situasi tidak memungkinkan, korban kemudian dipindahkan menggunakan ambulans pinjaman dari RSUP Dr. Sardjito. “Di sana dibawa menggunakan ambulans, tapi bukan menggunakan ambulans kita. Karena situasi kita tidak bisa keluar. Nah kita pinjam dari Sarjito dan diantar ke sana,” kata Anggoro.

Terkait video yang beredar di media sosial, yang memperlihatkan cara korban dibawa aparat, Kapolda menilai hal itu perlu diteliti lebih lanjut. Semua yang beredar di media harus dilakukan penelitian dan pendalaman.

Mengenai kabar di media yang menyebut kepolisian meminta keluarga untuk tidak menuntut maupun menolak autopsi, Anggoro menegaskan hal itu tidak benar. Ia belum mendengar dan tidak meminta hal tersebut.

“Harus ditanya sama keluarganya. Justru pada saat kejadian, kita meminta untuk dilakukan otopsi. Tapi keluarga menolak.”

Anggoro memastikan seluruh proses penanganan kasus ini berjalan sesuai prosedur. Semua informasi, baik dari saksi, keluarga, maupun data medis, saat ini masih didalami.

“Sementara masih kita analisa semua data keterangan yang bisa kita dapat dari berita media, dari keterangan orang tua dan saksi-saksi yang masih kita dalami,” katanya.

Terkait insiden bentrokan, Kapolda menegaskan tindakan aparat dilakukan sesuai prosedur. Ia menyebut massa datang tiba-tiba dan menyebabkan situasi harus segera ditangani.

“Menjelang pagi kita harus bubarkan karena ada kegiatan masyarakat. Jadi itu yang bisa dilakukan oleh aparat. Pada prinsipnya keamanan masyarakat Jogja itu yang utama yang kita lakukan. Dan hal yang kita lakukan sudah sesuai dengan SOP,” tegas Anggoro.

Anggoro membantah adanya perintah untuk menggunakan kekerasan dalam penghalauan massa aksi. “Tidak ada instruksi melakukan menghalau dengan keras. Tidak ada instruksi itu. Tidak ada,” tegasnya.

Saat ditanya soal perkembangan penyelidikan maupun kemungkinan sanksi bagi aparat yang terlibat, Anggoro menyebut prosesnya masih berjalan. “Oh ya masih dalam proses penyelidikan. Belum ada ini,” tutupnya.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *