Yogyakarta (22/10/2025) REDAKSI17.COM – Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menegaskan bahwa keberhasilan DIY dalam menangani pandemi COVID-19 tidak lepas dari kekuatan kearifan lokal dan budaya gotong royong masyarakatnya. Hal demikian disampaikan Sri Paduka saat sesi wawancara bersama Erni Zuhriyati, mahasiswa S3 Ilmu Pemerintahan UGM yang tengah meneliti kepemimpinan daerah DIY di masa pandemi Covid-19.
“Kami memahami dan mengerti bahwa di DIY itu punya kelebihan, yaitu yang namanya kearifan lokal. Kami punya pengalaman penanganan bencana sebelumnya, gempa, erupsi. Di Jogja itu selalu meletakkan warga sebagai subjek bukan objek,” ujar Sri Paduka di Gedhong Pareanom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (22/10).
Wagub DIY sekaligus Ketua Satgas COVID-19 DIY pada saat itu, juga menyampaikan sistem sosial dan budaya di Yogyakarta menjadi faktor penentu keberhasilan penanganan pandemi. Ia menjelaskan konsep “4K” yakni, kampus, kantor, kampung, dan keraton, sebagai model kolaborasi khas Jogja. “Di Jogja itu konsep berkehidupannya 4K: kampus, kantor, kampung, dan keraton. Kampus mewakili akademisi, kantor mewakili pemerintah, kampung mewakili warga, dan keraton itu institusi budaya. Nah ini harus berkolaborasi,” jelasnya.
Sementara itu, Erni Zuhriyati, Mahasiswa S3 Ilmu Pemerintahan UGM yang juga Dosen UMY, menjelaskan bahwa kunjungannya ke Kepatihan merupakan rangkaian dari riset lapangan untuk menggali pengalaman kepemimpinan DIY dalam menangani pandemi. “Ini adalah rangkaian dari penelitian kami tentang kepemimpinan di DIY di era COVID. Nah kami juga melakukan wawancara dengan beberapa unsur ya informan yang ada di DIY,” ungkapnya.
Menurut Erni, salah satu alasan utama dirinya menemui KGPAA Paku Alam X adalah karena peran penting beliau sebagai Ketua Satgas COVID-19 DIY yang memimpin koordinasi lintas sektor selama masa pandemi. “Nah terutama beliau adalah sebagai Ketua Satgas COVID ya, yang waktu itu menangani bagaimana pandemi di DIY ini berjalan dengan lancar,” jelasnya.
Dari hasil wawancara dan penelitian lapangan, Erni menemukan bahwa keberhasilan DIY dalam menangani pandemi tidak lepas dari kekuatan budaya dan kearifan lokal yang menjadi pondasi sosial masyarakat. “Dan kami mendapatkan banyak informasi bahwa sebenarnya apa keberhasilan dari penanganan COVID di DIY ini adalah seperti yang Kanjeng Gusti sampaikan tadi terkait dengan bagaimana pondasi budaya itu menjadi penguat dari penanganan pandemi COVID itu sendiri,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa temuan tersebut menjadi salah satu hal baru atau novelty dalam disertasi yang sedang ia susun. “Dan ini sebagai sebuah temuan baru atau novelty, temuan bagi disertasi kami,” ujarnya.
HUMAS PEMDA DIY



