Jakarta,REDAKSI17.COM – Gedung Putih mengutuk serangan terhadap konvoi bantuan menuju Gaza oleh pemukim Israel yang dimaksud melemparkan paket makanan ke jalan kemudian juga membakar kendaraan.
Video kejadian pada Senin (13/5/2024) di area area pos pemeriksaan Tarqumiya, sebelah barat Hebron di area dalam Tepi Barat yang dimaksud dimaksud diduduki Israel, menunjukkan pemukim memblokir truk serta melemparkan kotak-kotak berisi perbekalan yang dimaksud sangat dibutuhkan ke tanah. Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan tumpukan paket bantuan yang mana dimaksud rusak serta beras serta tepung yang mana hanyut pada dalam seberang jalan.
Pada Senin malam, foto-foto mulai beredar di dalam area media sosial yang menunjukkan truk-truk hal itu terbakar.
Israel menghadapi tekanan internasional yang digunakan hal tersebut besar untuk meningkatkan aliran bantuan ke Gaza, dalam mana organisasi-organisasi internasional telah lama lama memperingatkan akan adanya krisis kemanusiaan yang digunakan dimaksud parah yang digunakan mana mengancam populasi tambahan dari 2 jt orang.
“Ini benar-benar sebuah kemarahan akibat ada orang-orang yang hal tersebut menyerang serta juga menjarah konvoi yang dimaksud digunakan datang dari Yordania, menuju Gaza untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan,” kata penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan, dilansir The Guardian.
“Kami sedang mencari alat yang dimaksud hal tersebut kami miliki untuk merespons hal ini,” tambahnya.
“Kami juga menyampaikan kegelisahan kami pada tingkat tertinggi pemerintahan Israel serta ini adalah sesuatu yang dimaksud tidaklah kami permasalahkan – ini adalah perilaku yang mana benar-benar tidak ada ada dapat diterima.”
Merujuk pada laporan AS yang dikeluarkan pada Jumat tentang kepatuhan Israel terhadap hukum humaniter internasional, Sullivan mengatakan bahwa negara Israel sudah pernah terjadi menghambat pengiriman bantuan di tempat area masa lalu namun sudah pernah terjadi meningkatkan aliran bantuan secara memadai, sehingga bukan menjadi sasaran pembatasan bantuan militer yang dimaksud itu mungkin akan berdampak pada bantuan militer.
“Kami yakin ada periode selama beberapa minggu terakhir pada mana terdapat pembatasan yang yang disebut harus diselesaikan,” kata Sullivan.
“Tetapi pada saat kami mengajukan laporan tersebut, kami merasa bahwa ada cukup banyak pekerjaan yang digunakan yang diimplementasikan oleh pemerintah Israel sehubungan dengan fasilitasi bantuan kemanusiaan, sehingga kami tiada menimbulkan penilaian bahwa ada sesuatu yang mana harus dijalankan dalam kaitannya dengan pendampingan AS.”
Polisi tampaknya bukan melakukan intervensi untuk menghentikan penjarahan, meskipun empat orang termasuk manusia anak pada bawah umur dilaporkan telah lama terjadi ditangkap.
Ini bukan pertama kalinya pemukim mencoba menghentikan aliran bantuan ke Gaza, yang tersebut jumlahnya hanya sekali belaka sebagian kecil dari kebutuhan penduduk pada area wilayah yang itu dilanda konflik.
Pekan lalu, demonstran Israel memblokir jalan dekat kota gurun Mitzpe Ramon untuk memprotes pengiriman truk bantuan ke wilayah tersebut.
Para pengunjuk rasa – yang mana digunakan mengatakan bantuan yang membantu Hamas juga ingin memblokir jalur merek itu sampai semua sandera Israel dibebaskan – melakukan aksi duduk sambil menyebarkan batu di tempat dalam seberang jalan untuk mencegah kendaraan lewat, sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Pengepungan Israel pada area Gaza sudah pernah terjadi menciptakan apa yang tersebut digunakan oleh para pejabat bantuan kemanusiaan disebut sebagai “kelaparan buatan manusia”, pada mana wilayah itu menghadapi ancaman kematian massal akibat kelaparan lalu anak-anak yang digunakan sudah sekarat oleh sebab itu kelaparan.
Pada Maret, pengadilan internasional memerintahkan Israel untuk mengizinkan akses tanpa hambatan terhadap bantuan pangan ke Gaza, pada mana sebagian penduduknya menghadapi kelaparan.
Upaya bantuan semakin diperumit dengan penutupan sementara markas saluran utama bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina setelah berminggu-minggu terjadi membantah yang digunakan itu disertai kekerasan lalu serangan pembakaran oleh kelompok sayap kanan Israel.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengumumkan penutupan markas besarnya di tempat dalam Yerusalem Timur pada hari Kamis setelah serangan baru yang tersebut digunakan dilaksanakan oleh Philippe Lazzarini, kepala badan tersebut, yang dimaksud yang digambarkan sebagai “ekstremis Israel”.