Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Kelompok KB Pria PERKASA dari Kemantren Gondomanan, Kota Yogyakarta, resmi terpilih untuk mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam Lomba KB Pria 2025 tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pemilihan ini dilakukan setelah melalui proses penilaian yang ketat di tingkat Kota maupun DIY, hingga akhirnya terpilih menjadi representasi DIY pada ajang apresiasi tingkat nasional.
Salah satu motivator Kelompok KB Pria PERKASA, Yoseph Indra, menjelaskan bahwa kelompok ini berawal dari keprihatinan adanya kendala yang dialami ibu-ibu pengguna kontrasepsi hormonal, baik berupa efek samping maupun keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang KB pria.
“Kami ingin memberikan testimoni dan motivasi agar para pria lebih berani mengambil peran, khususnya melalui metode kontrasepsi mantap atau vasektomi (MOP),” ungkapnya saat verifikasi lomba KB Pria 2025 secara daring di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (26/8).
Proses penjurian dari BKKBN Pusat
Kelompok KB Pria PERKASA berdiri sejak tahun 2010 dengan filosofi yang diusung tokoh Wrekudara. Menurut Yoseph Wrekudara menggambarkan semangat tinggi, keberanian, serta tanggung jawab, sehingga mendorong pria berperan aktif dalam perencanaan keluarga.
Kelompok ini memanfaatkan media sosial Instagram untuk media promosi (@kbpria_perkasagm). Selain itu juga menghadirkan berbagai inovasi salah satunya Bimo Ngopi atau Bincang Motivator Kontrasepsi Pria yang menjadi media komunikasi, edukasi, dan inspirasi. Yoseph menjelaskan filosofi “ngopi” dimaknai sebagai ajang ngobrol penuh ide dan cerita keberhasilan untuk menginspirasi pria agar mau menjadi akseptor KB. Kegiatan ini dilakukan mulai dari skala kecil seperti di poskamling dan angkringan ataupun pertemuan-pertemuan di wilayah.
“Program Gerakan Serentak Pelayanan KB (Gertak KB) di Pasar Beringharjo juga kami manfaatkan untuk sosialisasi melalui Radio Pasar Beringharjo,” tambahnya.
Sebagai motivator,, Yoseph sendiri telah menjalani vasektomi sejak 2011 setelah kelahiran anak keduanya. “Saya dan istri sepakat dua anak cukup. Awalnya kami mencoba kontrasepsi hormonal, tetapi menimbulkan efek samping seperti kenaikan berat badan dan tekanan darah. Akhirnya saya memutuskan MOP sebagai komitmen dan tanggung jawab saya sebagai suami,” ungkap Yoseph.
Pengalamannya ini menjadi inspirasi bagi banyak pria lain yang masih ragu. Melalui testimoni pribadi, Yoseph selalu menekankan bahwa KB bukan hanya urusan perempuan.
“Kami ingin mengubah pola pikir masyarakat, bahwa laki-laki juga bisa berperan aktif. Dengan MOP, saya merasa lebih bertanggung jawab terhadap keputusan keluarga,” tegasnya.
Verifikasi melalui daring
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Retnaningtyas, menyampaikan bahwa keberadaan KB Pria merupakan wujud nyata keterlibatan laki-laki dalam mendukung kualitas keluarga.
“Kualitas keluarga tidak hanya ditentukan oleh peran perempuan, tetapi juga keterlibatan laki-laki. Pria yang ikut KB adalah pria yang bertanggung jawab, berani mengambil bagian dalam merencanakan masa depan, serta menjaga keseimbangan hidup keluarga agar tercipta generasi yang lebih sehat dan cerdas,” ujarnya.
Retnaningtyas juga berharap KB Pria PERKASA sebagai wakil DIY di tingkat nasional dapat menjadi contoh baik yang mampu menginspirasi kelompok maupun masyarakat luas untuk semakin terlibat dalam gerakan KB, khususnya dari kalangan laki-laki. Selain itu juga memberikan dampak positif bagi pembangunan keluarga yang berkualitas.