Home / Reportase / Keluhan Sampah Pedagang di Pasar Condongcatur

Keluhan Sampah Pedagang di Pasar Condongcatur

Sleman,REDAKSI17.COM – Situasi Yogyakarta dengan status darurat sampah tentu merupakan sebuah kalkulasi dari kebijakan pemerintah, perilaku masyarakat, dan prioritas pemerintah yang tampaknya tak tuntas dalam menyelesaikan masalah sampah. Sejak munculnya masalah ini, langkah yang paling sering dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan perluasan atau penambahan lahan transisi pada TPST Piyungan yang tentunya tidak menyelesaikan masalah itu sendiri.

Hal serupa untuk penumpukan sampah kali ini dibahas duduk bersama dari Dinas Lingkungan Hidup Sleman, diwakili oleh Bapak Rasyid Ratnadi Setyawan juga hadir Ibu Dewi dari UPT III untuk wilayah Pasar Condongcatur.
Atas aduan para pedagang pasar yang hadir diwakili sekitar 40 orang dalam hal ini adalah Paguyuban AMANAH, diketuai oleh Sumaryono didukung persiapan prasarana oleh Muhammad Munajad.

Diskusi untuk mencari solusi penanganan sampah di pasar Condongcatur berlangsung di ruang mushola pasar, Rabu 11 September 2024.

Diterangkan oleh Bapak Rasyid, masalah sampah terutama sampah organik memang DLH sudah tidak mengangkut lagi.
Kebijakan permasalahan sampah ini oleh Sri Sultan HB X, diserahkan desentralisasi Pemda.
Dan Surat Edaran Bupati Sleman dikeluarkan untuk dilakukan pemilahan sampah masing-masing dari rumah.
Hal ini berhubungan dengan sedang dibangunnya TPST di dua lokasi untuk wilayah Sleman, yakni di Tamanmartani, Kalasan dan Sendangsari, Minggir.

Yang menjadi pertanyaan para pedagang adalah bagaimana solusi untuk penanganan sampah di pasar Condongcatur ini, apakah harus koordinasi dengan wilayah setempat, Dukuh ataupun Lurah atau bagaimana jika ada kerjasama dengan pihak swasta untuk mengangkut sampah ini.
Adakah dari DLH ada subsidi dana.
Jawaban DLH adalah tidak ada dana subsidi.
“Silahkan para pedagang bekerjasama untuk saling menanggung masalah sampah masing-masing.
” jika dapat bekerjasama dengan pihak swasta juga bagus. Untuk biaya ya ditanggung bersama. Mungkin sesuai dengan volume sampah masing-masing” demikian tutur Rasyid.

“Silakan dipilah mana sampah yang bernilai ekonomis.
Yang jelas dipilah anorganik dan organik” lanjutnya

Pada akhir diskusi diputuskan sementara ini untuk sampah masing-masing pedagang agar bisa dibawa pulang.
Jangan sampai sampah-sampah tersebut menimbulkan bau ataupun penyakit yang dapat mengganggu kenyamanan para pedagang dan pengunjung pasar.
Demikian tutur Rasyid menutup acara diskusi permasalahan sampah, siang itu di pasar Condongcatur.

Pewarta : ANNY PE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *