Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga minyak kompak bergerak tambahan lanjut tinggi pada awal perdagangan pagi hari ini, didorong meningkatknya ketegangan geopolitik lalu data perekonomian yang dimaksud yang positif.
Pada pembukaan perdagangan hari ini Rabu (31/1/2024), nilai minyak mentah WTI dibuka menguat 0,03% pada area posisi US$77,84 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka tambahan tinggi atau naik 0,22% dalam posisi US$82,62.
Pada perdagangan Selasa (30/1/2024), nilai minyak mentah WTI ditutup melesat 1,35% dalam posisi US$77,82 per barel, begitu juga dengan nilai minyak mentah brent terapresiasi 0,05% ke posisi US$82,44 per barel.
Harga minyak naik pada perdagangan Selasa dikarenakan perkiraan pertumbuhan perekonomian global yang mana lebih besar besar tinggi serta meningkatnya ketegangan pada tempat Timur Tengah mengimbangi kecemasan seputar permintaan minyak dari China.
Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan perkiraan pertumbuhan dunia bisnis global, meningkatkan prospek AS lalu juga China dikarenakan pelonggaran inflasi yang tersebut hal tersebut lebih besar tinggi cepat dari perkiraan.
IMF memperkirakan pertumbuhan global sebesar 3,1% pada tahun 2024, naik dua persepuluh poin persentase dari perkiraan bulan Oktober, lalu memperkirakan pertumbuhan tidaklah berubah sebesar 3,2% pada tahun 2025. Rata-rata historis untuk periode 2000-2019 adalah 3,8%.
Pada hari Senin, kedua kontrak minyak mentah turun lebih besar banyak dari US$1 per barel dikarenakan krisis real estat yang mana dimaksud semakin parah dalam tempat China memicu keresahan atas permintaan konsumen minyak mentah terbesar pada dunia, dengan pengadilan Hong Kong memerintahkan likuidasi perusahaan properti China Evergrande Group.
“Masih ada keresahan mengenai apa yang tersebut digunakan kita lihat dalam China, namun fundamentalnya, dari sudut pandang risiko pasokan, masih sangat bullish,” ujar Phil Flynn, analis Price Futures Group, dilansir dari Reuters.
Berlanjutnya konflik pada Timur Tengah juga memberikan dukungan kepada pasar minyak.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia telah dilakukan dikerjakan mengambil keputusan tentang bagaimana menanggapi serangan pesawat tak berawak ketika dia mempertimbangkan untuk menghukum milisi yang dimaksud didukung Iran tanpa memicu perang yang dimaksud lebih besar besar luas.
“Kenaikan terbaru mungkin didorong oleh beberapa pelaku pasar yang tersebut digunakan menambahkan beberapa posisi setelah Presiden AS Biden memutuskan bagaimana harus bereaksi,” ujar Giovanni Staunovo, analis pada UBS, dilansir dari Reuters.
Dari sisi pasokan, AS mulai menerapkan kembali sanksi terhadap Venezuela minggu ini setelah pengadilan tinggi negara hal itu menguatkan larangan yang dimaksud menghalangi pencalonan calon oposisi utama dalam pemilihan presiden akhir tahun ini.
Saudi Aramco mengatakan pihaknya sudah lama menerima arahan dari Kementerian Energi Saudi untuk mempertahankan kapasitas berkelanjutan maksimumnya pada bilangan bulat 12 jt barel per hari serta tidak ada ada terus meningkatkannya menjadi 13 jt barel per hari.
Arab Saudi adalah eksportir minyak terbesar dalam tempat dunia.
“Meskipun kami masih ragu untuk berspekulasi mengenai motivasi keputusan ini, kami melihat potensi pengakuan terhadap gambaran pasokan global yang dimaksud digunakan tambahan kuat daripada yang mana selama ini diapresiasi secara luas,” menurut catatan Walt Chancellor, ahli strategi energi di dalam tempat Macquarie.
Pertemuan OPEC+ pada 1 Februari kemungkinan besar tak ada akan menghasilkan keputusan mengenai kebijakan minyak kelompok hal hal tersebut untuk bulan April mendatang, kemudian juga para analis berharap pertemuan ini dapat memberi petunjuk mengenai rencana produksi.
Stok minyak mentah AS turun 2,5 jt barel sementara persediaan bensin naik 600.000 barel dalam pekan yang dimaksud dimaksud berakhir 26 Januari, menurut sumber pasar yang dimaksud yang disebut mengutip nomor American Petroleum Institute pada hari Selasa. Adapun, data resmi pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu.
Sanggahan: Artikel ini adalah item jurnalistik merupakan pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau berjualan barang atau sektor penyelenggaraan ekonomi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang dimaksud dimaksud timbul dari keputusan tersebut.