Jakarta,REDAKSI17.COM – Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip menilai ketergantungan warga akan uang tunai masih sangat tinggi.
Hal ini terlihat dari antisipasi banyak bank yang digunakan digunakan menyediakan uang kas dengan jumlah total total sangat besar dalam menunjang kebutuhan umum jelang Lebaran.
“Mungkin sebaiknya ketergantungan pada uang tunai perlu dikurangi pada dalam masa yang dimaksud akan datang,”kata Sunarsip kepada CNBC Indonesia.com, JUmat, (12/4/2024).
Melihat hal itu ia pun mengimbau agar para pihak pada industri keuangan lebih banyak besar gencar lagi menggalakkan pengaplikasian QRIS sebagai alternatif pembayaran, khususnya di tempat area daerah-daerah wisata atau tujuan mudik.
“Pemudik masih merasakan kesulitan melakukan transaksi non-tunai pada pasar-pasar di tempat area daerah tujuan mudik. Di sisi lain, umum pemudik yang digunakan mana umumnya dari kota besar sudah pernah membiasakan diri tak menyimpan kas dalam jumlah total keseluruhan besar,” pungkasnya.
Sunarsip menilai pada dasarnya bank sudah mempunyai pengalaman yang tersebut yang disebut cukup baik dalam mengantisipasi setiap terjadi peristiwa lebaran.
“Sejauh ini, kita tak ada pernah mengalami misalnya peristiwa rakyat gagal melakukan transaksi baik tarik tunai ataupun transaksi lainnya dalam area berbagai anjungan yang yang disebut sudah lama disediakan bank. Terlebih saat ini, media pembayaran sudah semakin beragam dengan adanya QRIS,” jelas Sunarsip.
Namun apabila penetrasi pemanfaatan QRIS dapat didorong, maka ke depan pemakaian uang kas akan semakin terbatas pada kegiatan yang tersebut digunakan bersifat kekeluargaan seperti pemberian hadiah atau angpao, atau sejenisnya. Kemudian untuk transaksi pembayaran dapat dijalankan melalui non-kas (cashless).
“Kalau ini sanggup sekadar dijalankan, rasanya kewajiban Bank Indonesia kemudian bank untuk menyediakan kas juga dapat dikurangi pada setiap peristiwa lebaran lalu hari-hari besar lainnya,” tutupnya.