Jakarta,REDAKSI17.COM – Pergerakan rupiah di tempat dalam hadapan dolar Amerika Serikat (AS) prospek akan volatil pada hari ini, Rabu (28/5/2024) setelah data keyakinan konsumen AS meningkat.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup terdepresiasi 0,16% di tempat area bilangan bulat Rp16.085/US$ pada akhir perdagangan kemarin, Selasa (28/5/2024). Pelemahan rupiah ini senada dengan penurunan sehari sebelumnya yang digunakan yang disebut terjadi sebesar 0,44%.
Pergerakan rupiah yang digunakan mana melemah terjadi dalam tengah sikap hawkish bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Dalam risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minutes bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang mana itu dirilis pada pekan lalu, menunjukkan kecemasan dari para pengambil kebijakan tentang kapan saatnya untuk melakukan pelonggaran kebijakan.
Pertemuan yang digunakan menyusul serangkaian data yang menunjukkan inflasi masih lebih lanjut besar tinggi dari perkiraan para pejabat The Fed sejak awal tahun ini. Sejauh ini, The Fed masih menargetkan inflasi melandai 2%.
Hal ini tercermin dari survei CME FedWatch Tool yang dimaksud mana menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga kembali mengecil dari dua kali yang diperkirakan pada September serta Desember 2024, menjadi cuma sekadar terjadi pada November 2024 sebesar 25 basis poin (bps).
Pergerakan rupiah pada hari ini prospek masih lanjut melemah akibat merespon data indeks kepercayaan konsumen AS yang tersebut mana meningkat pada bulan Mei setelah mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut.
Mengutip hasil Conference Board, indeks kepercayaan konsumen AS naik pada Mei menjadi 102 dari 97,5 pada bulan sebelumnya. Indeks ini mengukur penilaian rakyat AS terhadap kondisi perekonomian saat ini lalu prospek merekan untuk enam bulan ke depan.
Ukuran ekspektasi jangka pendek terhadap pendapatan, bidang usaha juga pasar kerja juga naik menjadi 74,6 pada bulan ini dari 68,8 pada bulan April.
Keyakinan konsumen yang mana dimaksud meningkat menunjukkan daya beli umum AS masih kuat di dalam dalam tengah kecemasan inflasi kemudian era suku bunga tinggi. Hal ini sanggup memicu kebijakan hawkish the Fed berlanjut.
Setelah ini, pelaku pasar akan cenderung wait and see data inflasi PCE yang digunakan akan semakin menggambarkan kondisi dunia bidang usaha AS sebagai acuan kebijakan bank sentral AS atau the Fed ke depan.
Teknikal Rupiah
Pergerakan rupiah secara teknikal dalam basis waktu per jam masih dalam tren pelemahan. Pelaku pasar dapat jadi mencermati resistance atau prospek area pelemahan terdekat yang dimaksud mana sanggup diuji dalam Rp16.130/US$. Ini diambil dari garis lurus yang dimaksud mana ditarik berdasarkan high candle intraday pada 14 Mei 2024.
Meski begitu, prospek penguatan terbatas juga masih memungkinkan jika ada pembalikan arah dengan mencermati support terdekat dalam area Rp16.030/US$ yang mana itu bertepatan dengan garis rata-rata selama 100 jam juga 200 jam.
![]() Pergerakan rupiah melawan dolar AS |
CNBC INDONESIA RESEARCH